DEMOCRAZY.ID - Pengamat politik, Rocky Gerung menanggapi kerumunan warga yang dipicu oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) baru-baru ini.
Diketahui, kedatangan Jokowi ke Kabupaten Humbang Hasundutan, Sumatera Utara pada Kamis, 3 Februari 2022 lalu malah memicu kerumunan warga.
Ini bukan kali pertama Jokowi memicu kerumunan warga.
Pada Selasa, 23 Februari 2021, kerumunan warga juga terjadi saat presiden berkunjung ke Maumere, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur.
Selanjutnya, kerumunan warga kembali terjadi saat Jokowi membagikan sembako di Grogol, Jakarta Barat pada Selasa, 10 Agustus 2021.
Tak sampai di situ, kerumunan warga lagi-lagi terjadi pada Selasa, 31 Agustus 2021 saat presiden meninjau proses vaksinasi di Cirebon dan meresmikan Bendungan Kuningan, di Jawa Barat.
Atas empat kasus tersebut, pihak Istana langsung memberikan klarifikasi untuk menjelaskan kegiatan Jokowi.
Salah satunya datang dari Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP), Donny Gahral Adian yang menyebut kerumunan di Maumere merupakan bentuk spontanitas warga.
Selain, Donny, eks Juru Bicara Presiden, Fadjroel Rachman juga pernah memberi klarifikasi soal kerumunan warga di Cirebon.
Kata Fadjroel, warga berkumpul karena keinginan sendiri dan ingin menyaksikan kharisma Jokowi.
Rocky menilai, dalam setiap kerumunan warga Jokowi selalu ada tipuan kamera.
“Jadi memang cuma alasan nya, kan harusnya memang spontanitas. Tapi semua tahu ketika kamera-kamera dibuka, itu spontanitas yang diarahkan,” katanya melalui kanal Youtube Rocky Gerung Official Minggu, 6 Februari 2022.
“Dari awal kita tahu itu tipuan kamera, jadi seolah-olah ada spontanitas, tapi memang pengerahan sudah ada sejak awal. Jadi ini semacam skenario yang dengan mudah terbaca,” imbuhnya.
Sementara jawaban Istana selalu mudah ditebak.
“Dan jawaban Istana juga dengan mudah kita baca, pasti begitu jawaban nya kan,” tuturnya.
Rocky mengatakan, masyarakat memang sulit diatur, oleh karena itu Jokowi harus mengatur dirinya sendiri.
“Ini logikanya, memang masyarakat sulit untuk diatur, tetapi presiden bisa mengatur diri nya sendiri kan. Dia bisa atur dirinya supaya gak ke situ tuh,” ucapnya.
Menurut Rocky, semua alasan yang dikeluarkan Istana hanya bertujuan untuk mengelu-elukan Jokowi.
“Jadi semua alasan yang diberikan itu hanya dimaksudkan untuk mengelu-elukan presiden,” jelasnya.
“Saya kira, dari Donny, Fadjroel, sampe Heru, mereka semua tahu apa yang diinginkan presiden, yaitu di headline-kan. Supaya di elu-elukan,” tambahnya.
“Jadi mereka sebetulnya dari awal ingin agar supaya presiden di-service, karena presiden ingin dielu-elukan.
leh karena itu dikumpulkan lah massa, oleh karena itu diatur lah bagaimana caranya bansos itu menimbulkan kerumunan,” tandasnya. [Democrazy/Galamedia]