DEMOCRAZY.ID - Presiden Joko Widodo (Jokowi) resmi menandatangani Undang-Undang (UU) Nomor 3 Tahun 2022 tentang Ibu Kota Negara (UU IKN) pada Selasa, 15 Februari 2022.
Dengan ditandatanganinya UU tersebut, menandai segera dimulainya pembangunan IKN di Kalimantan Timur.
Pengamat politik, Rocky Gerung pun membuka suara terkait ditandatanginya UU tersebut oleh Jokowi.
Menurut Rocky Gerung, pemerintah terlalu memberi harapan kepada masyarakat soal IKN yang seolah-olah adalah proyek pindah ke surga.
“Kan seolah-olah, proyek ini (IKN baru) adalah proyek yang kayak kita mau pindah ke surga gitu kan. Digambarkan secara sangat dramatis, akan sangat indah,” ujarnya melalui kanal Youtube Rocky Gerung Official Jumat, 18 Februari 2022.
Terlepas dari itu, Rocky Gerung tahu bahwa Jokowi ingin diingat saat membangun IKN baru itu.
“Tapi kita akhirnya dapat satu insight, bahwa memang presiden ingin dia diingat untuk satu hal,” ungkapnya.
“Ya memang sebetulnya beresiko, kalau dia sukses dia dianggap sebagai Bapak Indonesia Baru tuh, karena membuat Indonesia baru dengan memindahkan ibu kota,” sambungnya.
Namun, Ahli Filsuf ini mengingatkan bahwa ambisi Jokowi untuk membangun IKN baru irasional.
“Tapi kan semua itu irasional. Jadi irasional ini yang dituntut sebetulnya dipertanggungjawabkan oleh presiden,” tuturnya.
Sementara, soal pernyataan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa dan ditandatangani UU IKN oleh Jokowi, Rocky menganggap itu hal ‘gila'.
Suharso diketahui mengatakan, pembangunan IKN yang mengusung Kota Dunia untuk Semua tersebut menjadi awal peradaban baru bagi Indonesia.
“Sebetulnya jalan pikirannya itu gila gitu kan. Bikin harapan yang sebetulnya palsu,” ucapnya.
Padahal, kata dia, semua tahu nantinya kalkulasi akan berantakan, bahkan Bank Dunia sudah memberi sinyal.
“Padahal semua kita tahu bahwa kalkulasi ke depan itu akan berantakan, karena itu sebetulnya, kalau kita dengar analisis rasional Bank Dunia, mereka sudah kasih sinyal, udahlah jangan buang-buang uang dulu, karena pandemi masih panjang, dan faktanya memang pandemi masih panjang,” paparnya.
“Jadi gak jelas. Tapi ya sudah lah, kita anggap bahwa presiden memang dalam taraf bermimpi aja tuh,” tandasnya. [Democrazy/galamedia]