DEMOCRAZY.ID - Presiden Joko Widodo atau Jokowi terhitung telah memicu kerumunan sebanyak 3 kali sepanjang musim pendemi COVID-19.
Yang terbaru Jokowi picu kerumunan di Sumatera Utara ketika melakuka kunjungan kerja di Kabupaten Toba, Sumatra Utara pada Rabu 2 Februari lalu.
Menanggapi itu, pengamat politik Rocky Gerung menilai, kerumunan yang terjadi saat Jokowi tiba di daerah, sebab suami Iriana itu tidak punya kharisma sebagai seorang pemimpin.
Rocky Gerung mengatakan, pemimpin yang punya kharisma membuat masyarakat enggan untuk mendekat. Dia menncontohkan Presiden RI kedua, Soeharto.
"Ada yang punya kharisma, dan bahkan karena kharismanya bagus, dia memberi sinyal agar orang jangan mendekat ke dia. Karena kharismanya kuat. Pak harto juga begitu, kharismanya kuat betul. Dan orang lambai-lambai dari jauh aja tuh," ujar Rocky Gerung dikutip kanal YouTube-nya, Senin 7 Februari 2022.
Rocky Gerung mengatakan pemimpin yang berkharisma tidak akan melakukan cara pembagian bingkisan kepada masyarakat dengan cara dilempar.
"Orang yang berkharisma tidak perlu lempar-lempar ke got. Masa berkharisma lempat barang ke got," ujar Rocky.
Lebih jauh dia menilai, Jokowi tidak punya kharisma. Sebab orang tidak melihat bahasa tubuh Jokowi dengan penuh kekaguman.
"Kita mau nilai apa sebetulnya kharimsa Pak Jokowi itu? dan seseorang disebut berkharimsa kalau yang dia bawakan dengan bahasa tubuh itu menimbulkan kekaguman. Tapi orang tidak melihat bahasa tubuh Pak Jokowi. Orang nunggu bansosnya," tuturnya.
"Melemparkan hadian untuk orang berkerumun lalu dia senang itu. Bukan begitu yang disebut kharisma." ungkapnya.
Pada Februari tahun 2021 lalu, Presiden Jokowi memicu kerumunan saat melakukan kunjungan kerja ke Nusa Tenggara Tenggara Timur (NT).
Padahal saat itu Indonesia tengah hadapi lonjakan kasus COVID-19.
Kemudian pada September 2021, Jokowi kembali membuat kerumunan di saat kunjungan kerja di Cirebon.
Warga yang antusias berdesak-desakan ingin mendapatkan sembako yang dilempar Jokowi.
Yang terbaru, Jokowi kembali picu kerumunan di Sumatera Utara.
Warga berdesak-desakan ingin mendapatkan bingkisan yang dilempar oleh Jokowi.
Padahal, Indonesia saat ini sedang bersiap hadapi lonjakan omicron COVID-19. [Democrazy/fin]