DEMOCRAZY.ID - Mantan napi teroris (napiter) kasus bom bunuh diri Sarinah, Rizal Afif mengaku ikut terlibat dalam sejumlah aksi teror.
Di antaranya yakni aksi penembakan polisi di Pondok Aren dan pembakaran rumah Almarhum Ustadz Jefri Al Buchori.
Menurut Rizal Afif, dirinya sudah terlibat dalam aksi teror sejak awal tahun 2012 silam.
Setelah bebas dari penjara, Rizal Afif mengaku sangat bersalah karena pernah berada di jalan yang dinilainya sesat.
"Bersalah, sangat bersalah. Sesat," kata Rizal Afif, dikutip dari kanal YouTube Refly Harun pada Senin, 14 Februari 2022.
Rizal Afif menjelaskan, saat ini dirinya telah berubah. Perubahan tersebut dimulai ketika ia bertemu dengan Habib Bahar bin Smith di Lembaga Permasyarakatan (Lapas) Gunung Sindur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat pada awal 2020.
Rizal mengungkapkan, sebelum pertemuannya dengan Habib Bahar bin Smith, ia kerap bermasalah sehingga sering dipindahkan.
"Pada saat itu, saya awalnya dengan Habib Bahar berseberangan. Saya sempat berseberangan juga dengan Habib Rizieq, tidak sepemahaman," ujarnya.
"Jadi karena pemahaman FPI yang lebih ke demokrasi, kita yang anti dengan demokrasi, jadi tidak sejalan," sambungnya.
Rizal menuturkan, kala itu dia mudah mengkafirkan seseorang bahkan mengharamkan Maulid Nabi Muhammad SAW.
Lebih lanjut, ia menceritakan Habib Bahar bin Smith pernah mengiriminya makanan hingga mengajarkannya Islam sebagai agama Rahmatan Lil 'Alamin yang berarti penuh rahmat dan cinta kasih.
Meski Habib Bahar bin Smith dan Habib Rizieq sering dicap sebagai tokoh radikal, Rizal mengaku keduanya justru mengajarkannya banyak hal baik. Di antaranya tentang perasaan cinta Tanah Air, kelembutan, dan kasih sayang.
Ia juga mengatakan, Habib Bahar bin Smith telah membela keluarganya dari teror dan intimidasi.
"Beliau bisa membela seseorang yang benar-benar mau berubah, meluruskan seseorang nggak pilih-pilih," tegasnya. [Democrazy/sep]