DEMOCRAZY.ID - Pendakwah Haikal Hassan Baras menilai kebijakan Kementerian Agama (Kemenag) terkait pelarangan edarkan kotak amal sebagai langkah yang tidak tepat.
Dia mempertanyakan apakah kebijakan yang diberlakukan Kemenag tersebut sudah dilakukan survei terlebih dahulu.
Hal itu lantaran menurut pengamatannya, pria yang akrab dipanggil Babe Haikal ini masih banyak menemukan masjid dengan uang kas yang sangat minim.
Bahkan uang kas itu hanya cukup untuk bayar tagihan listrik.
Babe Haikal lantas mempertanyakan apabila tidak boleh edarkan kotak amal dan tidak mampu membayar tagihan, apakah jaringan listrik pada masjid tersebut bakal diputus.
"Bagaimana mungkin kalau umpanya kotak amal tidak boleh diedarkan, apakah ini sudah disurvei? Begitu banyak masjid yang uang kasnya cuma Rp1 juta, Rp500 ribu, hanya untuk bayar listrik," kata Babe Haikal dalam acara televisi Apa Kabar Indonesia Pagi, dikutip pada Senin, 7 Februari 2022.
"Ketika enggak boleh edarkan kotak amal, lalu listriknya diputus begitu?," sambungnya.
Dengan memberlakukan aturan tanpa mempehitungkan dampaknya, Haikal menilai kebijakan dari Kemenag itu semakin memperlihatkan anjloknya wibawa pemerintah.
Terlebih pendapat yang diungkapkannya merupakan temuan di lapangan ketika Haikal mengisi ceramah di berbagai masjid.
"Inilah kebijakan-kebijakan yang sangat tidak populer. Kebijakan-kebijakan yang kasihan gitu lho kita lihat pemerintah semakin hari, semakin tidak berwibawa," tegasnya.
"Saya bicara ini dengan tulus menyampaikan fakta dari hasil yang setiap saat saya kunjungi," imbuh Haikal. [Democrazy/hops]