AGAMA

Beda Pandangan Ustaz Khalid Basalamah dan Buya Yahya Soal Wayang

DEMOCRAZY.ID
Februari 14, 2022
0 Komentar
Beranda
AGAMA
Beda Pandangan Ustaz Khalid Basalamah dan Buya Yahya Soal Wayang

Beda Pandangan Ustaz Khalid Basalamah dan Buya Yahya Soal Wayang

DEMOCRAZY.ID - Pendakwah Buya Yahya Zainul Maarif menilai wayang tak dilarang dan tak mengandung kemusyrikan karena sudah dimodifikasi sedemikian rupa dan menjadi medium dakwah. 


Sementara, penceramah Khalid Basalamah menyebut kesenian wayang mestinya ditinggalkan umat Muslim.


Dalam situs resmi Pesantren asuhannya, Al Bahjah, Yahya menjelaskan wayang merupakan produk kesenian yang digunakan Wali Songo untuk menyebarkan Islam. 


Saat itu, wayang disukai dan bisa membuat banyak orang berkumpul.


"Sebelum adanya Islam sudah ada wayang, lalu para ulama dari Walisongo ini ingin bagaimana membawa wayang ini sebagai sarana untuk berdakwah, tujuannya adalah berdakwah," kata Yahya, Senin (14/2).


Yahya mengatakan wayang memang berasal dari India yang memiliki nuansa Hindu-Budha. 


Meski demikian, Walisongo memodifikasi cerita pewayangan sehingga tidak syirik.


Hal ini salah satunya dilakukan dengan cara memunculkan karakter Punakawan yang merupakan manusia biasa. 


Saat dewa-dewa dalam pewayangan ribut, mereka kemudian meminta nasehat dari sosok Semar.


"Dewa itu kan Tuhan selain Allah, cuma di situ telah dikemas oleh para ulama-ulama itu, bagaimana agar kesyirikan dalam dunia pewayangan sudah tidak ada," tuturnya.


"Dari segi keyakinan mereka luar biasa para ulama, cerdas mereka di dalam mengislamkan budaya," imbuhnya.


Selain itu, Yahya juga tidak mempersoalkan wujud fisik wayang. 


Menurutnya, wujud wayang tidak masuk kategori patung yang diharamkan dalam Islam.


Yahya menjelaskan ulama telah bersepakat bahwa gambar yang membuat orang dilaknat adalah patung dari makhluk hidup yang utuh, kecuali boneka untuk anak kecil.


Sementara, wujud wayang tidak utuh karena bentuknya sudah dipipihkan. 


Gambar tidak berbentuk (berjasad seperti patung) ini masih menjadi ikhtilaf atau silang pendapat di antara ulama.


"Urusan bentuk wayang mereka juga ngerti, didiskusikan para ulama patung adalah haram, makanya mereka penyet jadi menjadi tipis bukan bentuk berjasad," jelas dia.


Standardisasi Islam


Terpisah, dalam salah satu ceramahnya yang tersebar di media sosial, Khalid menyebut dalam Islam wayang dilarang. 


Hal ini ini Khalid ungkapkan saat menjawab pertanyaan salah seorang jemaah.


Menurut Khalid meskipun wayang merupakan peninggalan nenek moyang, bukan berarti tradisi itu harus dilakukan.


"Kalau memang itu peninggalan nenek moyang kita, mungkin kita bisa kenang dulu oh ini tradisinya orang dulu seperti ini. Tapi kan bukan berarti harus dilakukan sementara dalam Islam dilarang. Kita sudah Muslim, harusnya kita tinggalkan," kata Khalid dalam ceramahnya.


Khalid mengingatkan bahwa seorang Muslim harus menyadari panduan dari agama. 


Ia lantas mengkritik pandangan yang menyebut agar mengislamkan budaya.


Menurutnya, hal itu akan merepotkan karena memunculkan Islam yang berbeda-beda. 


Sementara, kata Khalid, itu bukan yang Allah inginkan. Ia menyebut Allah menginginkan agar orang Islam memiliki standar.


"Padahal Allah tidak menginginkan itu, Allah menginginkan kita punya standarisasi," tuturnya.


"Makanya saya bilang harusnya Islam dijadikan tradisi dan budaya, jangan kita balik, jangan budaya diislamkan," ujar Khalid.


Khalid lantas menyarankan agar jika seorang dalang mau bertaubat maka harus memenuhi tiga syarat, yakni meninggalkan dosa besar, menyesal, dan berjanji tidak mengulangi lagi.


Ia juga menyarankan wayang yang dimiliki dimusnahkan. "Kalau dia punya lebih baik dimusnahkan, lebih baik dihilangkan," ujarnya. [Democrazy/cnn]

Penulis blog