HUKUM

Anak Buah Prabowo Pasang Badan Bela Ustadz Khalid Basalamah: "Kasus Ini Tak Layak Jadi Masalah Hukum"

DEMOCRAZY.ID
Februari 18, 2022
0 Komentar
Beranda
HUKUM
Anak Buah Prabowo Pasang Badan Bela Ustadz Khalid Basalamah: "Kasus Ini Tak Layak Jadi Masalah Hukum"

Anak Buah Prabowo Pasang Badan Bela Ustadz Khalid Basalamah: "Kasus Ini Tak Layak Jadi Masalah Hukum"

DEMOCRAZY.ID - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Habiburokhman turut bersuara terkait pelaporan Ustadz Khalid Basalamah soal ceramah wayang. 


Anak buah Prabowo Subianto siap pasang badan bela Khalid Basalamah.


Menurutnya, ceramah tentang wayang haram itu tidak bisa dipolisikan jika mengacu kepada restorative justice Kapolri.


“Jika mengacu ke Peraturan Polri Nomor 8 Tahun 2021 soal Restorative Justice. Hal ini dapat diartikan bahwa kasus tersebut tidaklah layak untuk dijadikan sebuah permasalahan hukum untuk disidik,” tulis Habiburokhman dikutip diakun Twitternya, Jumat (18/2/2022).


Ia menyebutkan, ceramah tentang wayang Ustadz Khalid Basalamah itu tidak mengandung kebencian.


“Jadi soal pernyataan atau pemberitaan terkait Ustaz Khalid Basalamah, saya pikir secara substansi pernyataan beliau tidak mengandung penyebaran kebencian terhadap suku, agama ras atau antar golongan,” ujarnya.


“Dan beliau juga sudah secara jelas, tegas mengklarifikasi juga meminta maaf apabila ada yang merasa tersinggung,” sambungnya.


Sebelumnya, Ustadz Khalid Basalamah memberikan klarifikasi. Terkait video ceramah yang viral. Diduga mengharamkan wayang.


Minta maaf tersebut disampaikan Ustadz Khalid Basalamah melalui akun Instagram pribadinya @khalidbasalahofficial, Senin (14/2/2022).


“Video ini teman-teman kami buat untuk klarifikasi sekaligus permohonan maaf atas potongan pertanyaan yang diajukan salah satu jemaah beberapa tahun lalu di Masjid Blok M di Jakarta, dan sekaligus jawaban kami tentang masalah wayang,” ujarnya


Selain meminta maaf, Ustadz Khalid Basalamah juga menegaskan bahwa tidak ada dari kata-katanya yang mengharamkan wayang.


Ia menyampaikan hanya mengajak agar menjadikan Islam sebagai tradisi. Bukan sebaliknya, tradisi sebagai Islam.


“Saya akan coba mengklarifikasi jawaban kami. Saya coba bagi menjadi tiga bagian saudaraku seiman juga sebangsa dan setanah air,” ucapnya.


“Yang pertama adalah lingkupnya adalah pengajian kami dan jawaban seorang dai Muslim kepada penanya Muslim. Itu dulu batasannya,” tuturnya.


“Dan saya pada saat ditanyakan masalah wayang, saya mengatakan alangkah baiknya dan kami sarankan,” jelasnya.


“Kami sarangkan agar menjadikan Islam sebagai tradisi, jangan menjadikan tradisi sebagai Islam. Dan tidak ada kata-kata saya di situ mengharamkan,” tambahnya.  [Democrazy/pojok]

Penulis blog