DEMOCRAZY.ID
DEMOCRAZY.ID - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati kembali dikritisi mengenai utang.
Dimana peningkatan utang begitu tajam dalam dua tahun terakhir.
Dari data Kementerian Keuangan, utang pemerintah di akhir 2019 tercatat sebesar Rp 4.778 triliun, kemudian naik drastik menjadi Rp 6.074,56 triliun di akhir 2020 dan terakhir tercatat sebesar Rp 6.908,87 triliun di akhir tahun 2021.
Menurutnya, utang dilakukan setelah persetujuan dari berbagai pihak terutama anggota dewan.
Setelah disetujui maka diumumkan ke publik dan menjadi UU.
"Begitu diomongin, Sri Mulyani nambah utang sekian, lho kayaknya saya lagi hobi ngutang, kan nggak begitu. Ya kan itu sudah ada di dalam UU," ujarnya dalam rapat DPD RI, Senin (24/1/2022).
Apalagi menurutnya ada banyak pihak yang sengaja memprovokasi mengenai utang.
Sehingga, banyak sekali masyarakat yang berpandangan bahwa utang dilakukan hanya oleh dirinya.
"Rakyat kadang-kadang kan di-gojak-gajek bilang ada utang banyak banget. Utang pemerintah itu tiap tahun dikasih tau berapa jumlahnya, kalau defisit berarti akan ngutang segini lho, saya udah ngomong," jelasnya.
Oleh karenanya, pemerintah akan terus melakukan penjelasan kepada masyarakat mengenai utang.
Mulai dari tujuan pengambilan utang hingga digunakan untuk apa.
"Ini yang akan kita terus lakukan edukasi dan pernyataan ke masyarakat," pungkasnya. [Democrazy/rkp]
