PERISTIWA POLITIK

Kisah Haji Lulung vs Ahok: Sakit Jiwa hingga Didemo Rajjam

DEMOCRAZY.ID
Desember 14, 2021
0 Komentar
Beranda
PERISTIWA
POLITIK
Kisah Haji Lulung vs Ahok: Sakit Jiwa hingga Didemo Rajjam

Kisah Haji Lulung vs Ahok: Sakit Jiwa hingga Didemo Rajjam

DEMOCRAZY.ID - Tokoh Betawi, Lulung Lunggana alias Haji Lulung pernah bersitengang dengan mantan Gubernur sekaligus Wagub DKI Jakarta, Basuki Tjahja Purnama (Ahok) terkait kebijakan penertiban pedagang kaki lima di Tanah Abang.


Perseteruan antara Haji Lulung dan Ahok mulai mencuat ke publik ketika Ahok diminta untuk tes kejiwaan lantaran suka bicara sembarangan.


Tidak hanya diminta tes kejiwaan, Ahok juga didesak oleh pendemo dari Rakyat Jahit Mulut Ahok (Rajjam) untuk minta maaf kepada tokoh Tanah Abang tersebut.


Pedemo bahkan sempat ‘mengejar’ Ahok hingga ruang kerjanya agar mau menemui mereka.


Permintaan Lulung dan desakan pendemo ditanggapi Ahok dengan penuh ketenangan dan senyuman. Eks Bupati Belitung Timur itu mengaku sudah sakit jiwa, tapi bisa lolos menjadi pejabat.


Ahok juga mengkalim tidak pernah menyebut Lulung tolol dan tidak pernah menyebut ada oknum DPRD yang ada di balik kisruh PKL Tanah Abang.


Ahok pun bersedia menghubungi Lulung melalui handphonenya. Di ujung telepon, mereka sepakat bertemu empat mata dan menstop adu argumen. Namun Ahok menegaskan tidak minta maaf kepada Lulung.


Berawal dari Ahok Soal Oknum DPRD Berkuasa di Tanah Abang hingga PKL Sulit Ditertibkan


Wakil Ketua DPRD DKI Lulung Lunggana menyerang Ahok soal penertiban PKL Tanah Abang. 


Lulung malah meminta Ahok periksa kejiwaan karena selalu berucap sembarangan.


“Ahok bilang ada oknum DPRD Tanah Abang, sekarang saya bilang saya jawab nih, Wakil Gubernur harus diperiksa kesehatan jiwanya. Karena selama ini ngomongnya selalu sembarangan,” ujar Lulung di DPRD DKI, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, pada Kamis, 25 Juli 2013 silam.


Sakit Jiwa


Ahok membalas serangan Lulung yang minta dirinya dites kejiwaan. 


Ahok malah bertanya balik siapa yang sebenarnya sakit jiwa dalam penanganan penataan PKL di Tanah Abang.


“Makanya justru pertanyaan saya, yang sakit jiwa itu siapa? Dia kan Wakil Ketua DPRD DKI. Masa dia nggak ngerti sih tentang isi aturan Perda,” kata Ahok di Balai Kota, Jakarta, Jumat (26/7/2013).


Ahok pun menyayangkan sikap Haji Lulung dalam melakukan penataan PKL di Tanah Abang, terlebih para pedagang sudah menyalahi aturan.


“Kalau Wakil Ketua DPRD DKI tidak mengerti Perda, apalagi sampai langgar Perda, sebetulnya sudah tidak boleh menjadi Wakil Ketua DPRD DKI,” ujar Ahok.


“Sekarang ukurannya bukan tes kesehatan jiwa lagi. Harusnya Mendagri bisa copot anggota dewan seperti itu. Kalau terbukti ada anggota DPRD yang melawan dan mengajak rakyat melanggar Perda, dia otomoatis sudah gugur sebagai anggota Dewan,” sambungnya.


Ahok lantas buka suara soal tes kejiwaan dan mengaku bahwa dia memang sudah sakit jiwa.


“Kan kalau jadi caleg harus tes kejiwaan dulu. Kalau saya sakit jiwa, saya memang sudah sakit jiwa cuma ukurannya masih loloslah. Kalau saya nggak lolos berarti pas tesnya juga saya nggak lolos,” imbuh Ahok.


Didemo Rajjam


Sontak kala itu Ahok langsung didemo oleh Rakyat Jahit Mulut Ahok (Rajjam). 


Kelompok itu menuntut agar Ahok minta maaf kepada Haji Lulung atas pernyataan keras yang dilontarkannya.


Pendemo dari sejumlah elemen ini bahkan meminta Ahok menemuinya hingga mengejar ke ruang kerja sang Wagub DKI Jakarta.


“Kami bukan mempersoalkan PKL, tapi permintaan maaf ke H Lulung (Wakil Ketua DPRD DKI-red),” kata Rahmat, perwakilan salah satu pendemo di Balai Kota DKI, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Senin (29/7/2013).


Para pendemo juga menyoal gaya bicara Ahok selama ini dinilai keras. Mulai dari soal Pluit sampai soal tudingan yang membekingi PKL Tanah Abang.


Ahok yang dicecar para pendemo santai. Ahok meladeni keinginan para pendemo yang memaksa masuk ke lantai dua. Ahok kemudian menjelaskan dirinya tidak pernah menyinggung soal H Lulung.


“Siapa bilang saya singgung H Lulung? Kan saya ditanya wartawan soal oknum DPRD, saya jelaskan harusnya tidak ada oknum DPRD yang melakukan itu (bekingi PKL-red),” terangnya.


Ahok Tampung Aspirasi Rajjam


Ahok yang kala itu masih menjabat sebagai Wagub DKI Jakarta menerima aspirasi dan masukan pendemo dari Rakyat Jahit Mulut Ahok (Rajjam). 


Ia juga menelepon Wakil Ketua DPRD Jakarta Haji Lulung dan sepakat bicara empat mata.


Ahok menghubungi Haji Lulung di sela-sela pertemuannya dengan pendemo ‘pembela’ PKL Tanah Abang di Gedung Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (29/7/2013). 


Percakapan Ahok dan Haji Lulung diperdengarkan keras menggunakan loudspeaker.


“Iya Pak Haji Lulung, saya Ahok,” sapa Ahok yang mengenakan setelan jas.


Haji Lulung kemudian menjelaskan seputar kedatangan pendemo.


“Gini Pak Ahok, saya dikasih tahu mereka mau demo. Saya tidak suruh bergerak. Persoalannya mereka tersinggung karena mereka dengar soal omongan tentang saya nggak tahu tentang Perda,” kata Lulung.


“Saya ingin Pak Ahok menyikapi UU Nomor 32/2004 tentang Wakil Gubernur dan norma menjalankan pemerintahan. Terlalu banyak komentar yang berkembang di luar,” ujar Lulung.


“Iya kalau gitu kita nggak usah bicara terus. Kita ketemuan saja berdua,” kata Ahok. [Democrazy/hops]

Penulis blog