DEMOCRAZY.ID - Ketua panitia Reuni Akbar 212, Ustaz Eka Jaya buka suara soal kemungkinan datangnya sejumlah nama besar seperti Kapolri Listyo Sigit Prabowo, Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD) Jenderal Dudung Abdurachman, Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa, hingga Presiden Jokowi.
Ustaz Eka Jaya awalnya mengungkapkan soal perizinan dari sejumlah pihak terkait rencana acara reuni 212 yang awalnya ingin diselenggarakan di Monas, Jakarta Pusat.
Sebenarnya pihak panitia sendiri menyanggupi permintaan dari sejumlah pemangku kepentingan soal pembatasan peserta aksi.
Dari rencana semula yang bakal dihadiri sepuluh ribu peserta, pihaknya mengklaim bisa memastikan hanya dihadiri oleh sekitar 500 orang saja.
Namun syaratnya acara reuni akbar 212 harus digelar di Monas, Jakarta Pusat untuk kemudian disiarkan secara streaming atau daring ke daerah lainnya.
“Akhirnya masukan dari Dirintelkam dan lain sebagainya, cuma yang sampaikan kepada mereka, apabila keberatan dengan angka sepuluh ribu (peserta demo), saya bilang begini ‘baik kalau angka sepuluh ribu terlalu berat, kami siap, enggak perlu sepuluh ribu, kita butuh 500 orang saja’,” ujar Ustaz Eka dalam bincang-bincang bersama Edy Mulyadi di saluran YouTube miliknya, pada Selasa, 30 November 2021.
“Cuma syaratnya kita tetap minta di Monas, disiarkan secara streaming biar semua daerah bisa mengikuti juga,” sambungnya.
Kemudian Ustaz Eka Jaya juga memastikan bahwa acara reuni 212 bakal diselenggarakan secara terbuka, sehingga pejabat negara seperti Kapolri, KASAD, Panglima TNI, hingga Presiden sangat diperbolehkan turut menghadiri acara.
Terlebih acara yang dibuat kali ini merupakan panggung untuk menjalin tali silaturahmi dan persaudaraan. Tentunya tidak ada kepentingan politik apapun.
“Tentu kami persilakan juga kalau Presiden, Kapolri, Panglima TNI, termasuk KASAD mau hadir. Silakan masuk ikut dengan kita, kita ingin mengatakan bahwa ini sebagai tali persabatan, hari persaudaraan sedunia, tidak ada politik,” kata Ustaz Eka.
Ustaz Eka pun menyayangkan sikap aparat yang masih bersikeras tidak memberikan izin.
Padahal pihak panitia sejauh ini menyanggupi aturan soal protokler kesehatan yang berlaku.
“Tapi pihak aparat masih bilang tidak bisa, padahal kita pangkas kan. Dan saya jamin seteril, saya jamin aman, bahkan masuknya itu harus pakai barcode,” imbuhnya. [Democrazy/hops]