DEMOCRAZY.ID - Mantan Kepala Badan Intelijen Strategis (Bais) TNI Soleman B Ponto menilai seharusnya Indonesia tidak memerlukan jabatan panglima TNI.
Sebab, menurut Soleman, TNI seharusnya langsung dipegang oleh presiden sebagai pemenang kekuasaan tertinggi.
"Kalau kita lihat Undang Undang Dasar kan tidak ada Panglima TNI. Langsung presiden. Presiden memegang kekuasaan tertinggi terhadap angkatan darat, angkatan laut, angkatan udara," kata Ponto dalam diskusi daring, Minggu (7/11/2021).
Ia juga menyoroti pertimbangan pemilihan calon Panglima TNI yang harus dipilih dari kepala staf masing-masing matra.
KSAD, KSAL, dan KSAU merupakaan orang-orang terbaik dan memiliki kapabilitas terbaik di bidangnya sehingga tidak bisa disebut bahwa Andika Perkasa adalah yang terbaik di antara kepala staf lainnya.
"Bagaimana kita membandingkan kan tidak bisa membandingkan apple to apple bahwa darat dibandingkan laut lebih bagus darat, laut dengan udara enggak bisa," ujar dia.
Presiden Joko Widodo juga disebutnya sudah sering memilih panglima dari matra darat.
Padahal, tambah Ponto, presiden seharusnya memilih panglima TNI dari matra secara bergiliran.
"Di undang-undang ini diatur bahwa Panglima TNI itu bergantian. Nah bergantian itu bisa bergantian laut udara, atau darat laut, darat udara," ujarnya.
"Itu bergantian namanya. Kalau Bu Mega (Megawati Soekarnoputri) itu darat, laut, udara, Pak SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) darat, laut, darat, udara. Pak Jokowi darat, darat, udara, darat. Lautnya masih belum tau. Akhirnya terpulang pada Pak Jokowi sekarang," lanjut dia.
Namun, Ponto menyadari bawa sebenarnya Jokowi memilih panglima TNI hanya berberdasar kedekatan atau chemistry.
Oleh karena itu, ia mengingatkan matra TNI selain darat dan udara membangun chemistry dengan Jokowi.
"Makanya dalam satu tahun ini memang yang kedua laut sama udara ini harus bisa memperlihatkan bisa gak membangun chemistry, kalau tidak terbangun bisa saja beliau ke darat lagi atau ke udara lagi," ungkapnya. [Democrazy/kmp]