NARASI - Dari hari ke hari Cokro TV makin ganas. Selain untuk mendapatkan penonton yang banyak, mereka juga terus menerus menghantam Islam dan tokoh Islam.
Penonton yang banyak dimaksudkan agar dolar terus mengalir ke kantong mereka, penghantaman terhadap Islam dan tokoh-tokoh Islam dimaksudkan agar investor terus menerus menebalkan duit mereka.
Mereka terus menerus menciptakan isu yang membuat panas umat Islam. Terakhir, pernyataan Ade Armando yang menyatakan bahwa ia tidak percaya kepada syariat Islam (hukum Islam).
Armando menyerang balik Ustaz Syamsi Ali, Felix Siauw dan lain-lain yang menyerangnya. Dosen ilmu komunikasi UI ini mempertanyakan pendapat Syamsi Ali tentang hukum pidana Islam, negara Islam dan lain-lain. Armando ingin menjebak ustaz di New York ini, dan menggolongkannya sebagai kaum radikal agar ia tidak leluasa berdakwah di Amerika.
Geng Cokro memang bukan geng yang baik. Ia tidak membela keadilan dan sering membela kezaliman. Ia terus menerus menciptakan isu yang merusak Islam dan memperburuk citra tokoh-tokoh Islam.
Ia mendukung kuat pembubaran HTI dan FPI. Ia terus menerus menghantam Anies Baswedan, Habib Rizieq, Aa Gym dan PKS. Cokro adalah pendukung militan Istana.
Selain diawaki oleh Ade Armando, Eko Kuntadhi, Denny Siregar, dan Ahmad Sahal, kini Cokro juga dimeriahkan oleh Riska Putri dan Grace Natalie, Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia.
Riska Putri beberapa hari lalu mendukung penuh rencana pembangunan tempat ibadah selain masjid di UI. Sedangkan Grace mempermasalahkan program Anies Baswedan balap mobil Formula E.
Riska bersama geng Cokro bersorak sorai tentang rencana Ikatan Alumni UI yang didukung Menteri Agama akan membangun gereja, vihara dan lain-lain di UI. Selain UI, menurut Riska, UGM juga akan melakukan langkah serupa. (Baca juga: Di UI Cukup Ada Masjid Saja)
Sekali lagi program Cokro adalah program perusakan Islam dan tokoh-tokoh Islam. Beda dengan program FNN, Refly Harun Channel, Suara Islam dan lain-lain. Media-media yang disebut ini lantang membela keadilan dan menentang kezaliman.
Memang di zaman internet ini tidak masanya lagi lapor melaporkan ucapan atau tulisan. Kebebasan berpendapat dijamin Undang-Undang Dasar. Harusnya bila konsisten, pemerintah dan DPR menghapus segala Undang-Undang yang menghalangi kebebasan berpendapat.
Karena UU tentang berpendapat ini (UU ITE dll) adalah pasal karet yang sering tidak adil penerapannya. Seperti geng Cokro TV bebas bersuara, sementara kelompok yang oposisi kepada pemerintah seringkali terkena UU ITE.
Tapi kita tidak perlu takut. Kita sebagai umat Islam, harus lawan mereka yang mempunyai program merusak Islam dan tokoh-tokoh Islam. Kita yakin bahwa Allah Yang Maha Perkasa melindungi dan banyak kaum Muslim yang mendukung kita.
Geng Cokro adalah geng pembela kaum Islamofobia. Kelompok seperti ini mempunyai jaringan dengan tokoh-tokoh besar di negeri ini. Jalinan persekutuan mereka dengan Partai Solidaritas Indonesia, menunjukkan, kelompok ini tidak bisa diremehkan dan menunjukkan kemana pemihakan politik mereka. Maka hati-hati kepada agenda mereka.
Bila mereka menghantam Puan Maharani dan memuji Ganjar Pranowo, maka cermatilah agenda mereka selanjutnya. Ganjar kini memang dipoles tim Cokro dan tim PDIP menjadi tokoh yang flamboyan, merakyat, mendukung santri dan lain-lain.
Tapi hati-hati. Tim pendukung Ganjar adalah tim pendukung Jokowi. Dan geng Cokro telah berikrar mereka akan habis-habisan mendukung Ganjar dan melawan Anies Baswedan.
Ganjar bagi mereka adalah orang yang akan melanjutkan program Jokowi dan Anies adalah orang yang berpotensi akan mengubah kebijakan Jokowi.
Apa yang utama dari kebijakan Jokowi? Meminggirkan kelompok ‘Islam politik’, mengecilkan peranan umat Islam dalam kebijakan pemerintah, terus membesarkan konglomerat yang sudah menapak di tanah air, menjalin erat dengan negara China dan penyebaran masif paham pluralisme beragama. Ringkasnya, deislamisasi, kata pengamat politik Australia Greg Fealy.
Walhasil, jangan nonton Cokro TV agar jumlah penontonnya berkurang dan jumlah dolar yang masuk ke mereka berkurang. Cukuplah yang nonton peneliti, atau politisi Islam yang bisa menjawab atau menghancurkan opini-opini mereka.
Tontonlah FNN, Refly Harun Channel, Karni Ilyas Club, Ekonomi Politik Islam Channel dan sejenisnya.
Al-Qur’an mengingatkan, “Dan sesungguhnya mereka telah melakukan tipu daya, padahal di sisi Allah lah tipu daya mereka itu. Meskipun dengan tipu daya itu mereka hendak menghilangkan gunung.” (QS Ibrahim 46)
Meski mereka didukung dengan jaringan birokrasi dan uang yang melimpah, yakinlah jaringan mereka seperti jaring laba-laba.
Lemah dan mudah dihancurkan. Jejaring langit lebih kuat. Kekuatan ruhiyah dan akal kita lebih kuat dari kekuatan otak dan uang mereka. Wallahu azizun hakim. Allah Maha Perkasa, Allah Maha Bijaksana.
Nuim Hidayat, Dosen Akademi Dakwah Indonesia Depok.