DEMOCRAZY.ID - Dugaan kasus puluhan anak dan sejumlah orangtua di wilayah Kelurahan Sukamentri, Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut dibaiat masuk aliran sesat Negara Islam Indonesia (NII) kembali mencuat ke publik. Dilaporkan, dalam proses tersebut mereka juga diduga didoktrin dengan paham-paham radikal yang bisa membahayakan diri sendiri. Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri langsung mendalami terkait adanya dugaan baiat NII di wilayah tersebut. Diberitakan pada 19 Oktober 2019, muncul pengakuan dari mantan komandan NII bernama Ken Setiawan. Di depan ratusan personel polisi, dia melakukan "penebusan dosa" dengan membeberkan bagaimana aliran yang erat kaitannya dengan terorisme itu menyebar. Menurut dia, proses perekrutan untuk menjadi pelaku teror masih terus terjadi. Bahkan, tidak lagi menyasar tempat ibadah atau tempat kajian keagamaan, melainkan mal, ruang publik, tempat berkumpul anak muda hingga kedai kopi yang saat ini tengah digandrungi. "Jadi harus
Sejumlah Pengakuan Mengejutkan dari Eks Komandan Negara Islam Indonesia
Oktober 07, 2021
0
Komentar
DEMOCRAZY.ID - Dugaan kasus puluhan anak dan sejumlah orangtua di wilayah Kelurahan Sukamentri, Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut dibaiat masuk aliran sesat Negara Islam Indonesia (NII) kembali mencuat ke publik. Dilaporkan, dalam proses tersebut mereka juga diduga didoktrin dengan paham-paham radikal yang bisa membahayakan diri sendiri. Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri langsung mendalami terkait adanya dugaan baiat NII di wilayah tersebut. Diberitakan pada 19 Oktober 2019, muncul pengakuan dari mantan komandan NII bernama Ken Setiawan. Di depan ratusan personel polisi, dia melakukan "penebusan dosa" dengan membeberkan bagaimana aliran yang erat kaitannya dengan terorisme itu menyebar. Menurut dia, proses perekrutan untuk menjadi pelaku teror masih terus terjadi. Bahkan, tidak lagi menyasar tempat ibadah atau tempat kajian keagamaan, melainkan mal, ruang publik, tempat berkumpul anak muda hingga kedai kopi yang saat ini tengah digandrungi. "Jadi harus