DEMOCRAZY.ID - China menyambut pemindahan ibu kota Indonesia ke Kalimantan Timur.
Sambutan tersebut dilakukan China dengan menawarkan proyek infrastruktur untuk membangun ibu kota baru.
Pembangunan ibu kota baru saat ini menuai polemik dengan anggaran dari pemerintah yang tidak sampai 50 persen dari yang dibutuhkan.
Spekulasi jika China akan memegang proyek pembangunan ibu kota baru pun bermunculan.
Salah satu BUMN China, Gezhouba dikabarkan telah menawarkan proyek infrastruktur untuk pembangunan ibu kota baru.
Dilansir dari akun Twitter milik mantan sekratris Kementerian BUMN, Said Didu, ia mengkritik penawaran yang diberikan oleh China.
"Sepertinya China sdh akan "menyiapkan" infrastruktur di Ibu Kota Baru untuk disewa oleh Indonesia di Negaranya," kata Said Didu.
Pembangunan ibu kota baru disebut akan membuat Indonesia menjadi penyewa, bukan pemilik.
Pasalnya, pemerintah harus menjual aset-aset di ibu kota lama untuk bisa membiayai pembangunan ibu kota baru.
Sementara itu, di ibu kota baru, pemerintah tidak memiliki aset dan harus menyewa jika pembiayaan berasal dari swasta atau asing.
"Negara menyewa dari China di Ibu Kota Negaranya," ujar Said Didu.
Sebelumnya, Gezhouba telah menangani sejumlah proyek pembangunan di Indonesia sejak 2006.
Proyek yang ditangani Gezhouba seperti pembangkit listrik di Sumatera Utara, Kalimantan Utara, dan Kalimantan Barat. [Democrazy/pk-ry]