DEMOCRAZY.ID - Ekonom senior Faisal Basri mengungkap bagaimana sebagian besar ekspor komoditas besi dan baja dari Indonesia adalah ke China.
Hal itu disampaikan Faisal Basri dalam diskusi virtual bertajuk 'Waspada Kerugian Negara dalam Investasi Pertambangan' yang disiarkan kanal Youtube CORE INDONESIA pada 12 Oktober 2021.
Faisal Basri dalam pemaparannya mengatakan, seharusnya komoditas besi dan baja digunakan untuk memperkuat industri di dalam negeri.
"Tujuan kita, kan, industrialisasi itu memperkokoh struktur industri (dalam negeri) supaya bisa produksi garpu, sendok, pisau, gitu-gitu, kan? Bukannya diekspor semua," kata Faisal Basri.
Fasial Basri kemudian menyajikan data bagaimana besi dan baja Indonesia paling banyak diekspor ke China dibandingkan negara lain pada tahun 2020.
"Untuk mendukung industrialisasi di China," sebut Faisal Basri yang juga merupakan akademisi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (UI) itu.
Jenis besi dan baja yang diekspor seluruhnya ke China, kata Faisal Basri, adalah nickel pig iron yang mana nilai tambahnya sangat rendah.
"Terjadi lonjakan pada tahun 2020, yang diklaim Pak Jokowi itu, isinya nickel pig iron, Pak Jokowi," ucap Faisal Basri.
"Jumlahnya itu, yang diekspor dan dicatat oleh China adalah 309,9 tapi kita nyatetnya 279,2. Diitung lagi, tuh, kerugiannya berapa," katanya menambahkan.
Hal itu semakin diperparah karena komoditas nickel pig iron diekspor ke China 100 persen pada tahun 2020.
"Gak ada yang kita pakai, nih!" kata Faisal Basri sambil menggebrak meja.
"Bukan kita pakai untuk bahan baku mendukung industri di Indonesia. Jadi untuk mendukung industrialisasi di China karena kemurahan hati kita," katanya lagi. [Democrazy/pk-ry]