POLITIK

Jokowi Dipuji Jenius oleh Profesor Singapura, PPP: Itu Pengakuan Internasional Loh, Kita Harus Bangga

DEMOCRAZY.ID
Oktober 07, 2021
0 Komentar
Beranda
POLITIK
Jokowi Dipuji Jenius oleh Profesor Singapura, PPP: Itu Pengakuan Internasional Loh, Kita Harus Bangga

Jokowi Dipuji Jenius oleh Profesor Singapura, PPP: Itu Pengakuan Internasional Loh, Kita Harus Bangga

DEMOCRAZY.ID - Seorang profesor sekaligus peneliti institut di National University of Singapore, Kishore Mahbubani, memuji Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai sosok pemimpin yang jenius dan paling efektif di dunia. 


PPP menilai pernyataan itu sebagai bentuk pengakuan internasional yang patut diapresiasi.


"Itu bentuk pengakuan internasional yang patut diapresiasi," kata Ketua DPP PPP, Ahmad Baidowi (Awiek), kepada wartawan, Kamis (7/8/2021).


Awiek lantas menyinggung sikap Jokowi yang mengajak lawan bergabung dalam kabinet. 


Dia menyebut hal itu menjadi pemicu bedanya sistem demokrasi Indonesia dari negara lain.


"Mungkin hanya di Indonesia, rival pilpres masuk dalam kabinet pemerintahan, sebuah terobosan kepemimpinan yang tidak semua orang bisa melakukannya," ujarnya.


Jadi menurutnya wajar jika Jokowi mendapat apresiasi. "Maka kalau kemudian ada yang mengapresiasi wajar. 


Di Indonesia semua orang bebas berpendapat asalkan dalam koridor ketentuan UU," ucapnya.


Sebelumnya, Kishore Mahbubani memuji Jokowi sebagai sosok pemimpin yang jenius. Dia menyebut Jokowi sebagai pemimpin paling efektif di dunia.


Sorotan terhadap kejeniusan Jokowi ini ia sampaikan dalam tulisan berjudul 'The Genius of Jokowi'. 


Tulisan ini tayang pada 6 Oktober 2021 di Project Syndicate, sebuah media nirlaba yang fokus pada isu-isu internasional.


Kishore Mahbubani menyebut Jokowi telah menjadi pemimpin yang layak mendapat pengakuan atas keberhasilannya dalam memimpin. 


Jokowi, tulis Mahbubani, membuat model pemerintahan yang bisa dipelajari oleh dunia.


"Pada saat bahkan beberapa negara demokrasi kaya memilih penipu sebagai pemimpin politik mereka, keberhasilan Presiden Indonesia Joko Widodo layak mendapat pengakuan dan penghargaan yang lebih luas. 'Jokowi' memberikan model pemerintahan yang baik yang dapat dipelajari oleh seluruh dunia," ujar Kishore Mahbubani dalam tulisannya itu.


Lebih lanjut, dia menyebut Jokowi bisa menjembatani kesenjangan politik di Indonesia. 


Dia membandingkan keberhasilan Jokowi ini dengan Joe Biden dalam Pilpres AS 2020 yang belum bisa mengatasi perpecahan.


"Sebagai permulaan, Jokowi telah menjembatani kesenjangan politik Indonesia. Hampir satu tahun setelah Joe Biden memenangi pemilihan Presiden AS 2020, 78 persen dari Partai Republik masih tidak percaya dia terpilih secara sah. Biden menjabat sebagai senator AS selama 36 tahun, tetapi dia tidak dapat menyembuhkan perpecahan partisan Amerika. Sebaliknya, capres dan cawapres yang dikalahkan Jokowi dalam pemilihannya kembali 2019--Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno--kini menjabat di kabinetnya (masing-masing sebagai Menteri Pertahanan dan Menteri Pariwisata)," tulisnya.


Selain itu, dia menyoroti cara Jokowi membalikkan momentum pertumbuhan partai-partai paling 'islamis' di Indonesia, sebagian dengan menjadi inklusif. 


Dia membandingkannya dengan Presiden Brasil Jair Bolsonaro, yang memperdalam perpecahan di Brasil.


"Jokowi telah menyatukan kembali negaranya secara politik. Seperti yang dia katakan kepada saya dalam sebuah wawancara baru-baru ini, 'Pilar ketiga ideologi Indonesia, Pancasila, menekankan persatuan dalam keragaman'. Untuk itu, pembangunan koalisinya yang terampil menyebabkan disahkannya omnibus law tahun lalu, yang bertujuan untuk meningkatkan investasi dan menciptakan lapangan kerja baru," ujarnya.


Kishore Mahbubani menyebut Jokowi telah menetapkan standar baru dalam pemerintahan Indonesia. 


Hal inilah yang, menurutnya, membuat negara demokrasi lain iri.


"Dia telah menetapkan standar pemerintahan baru yang seharusnya membuat iri negara-negara demokrasi besar lainnya," ungkapnya. [Democrazy/detik]

Penulis blog