PERISTIWA

Gegerkan Dunia, China Akhirnya Buka Suara soal Uji Coba Rudal Hipersonik Nuklir

DEMOCRAZY.ID
Oktober 19, 2021
0 Komentar
Beranda
PERISTIWA
Gegerkan Dunia, China Akhirnya Buka Suara soal Uji Coba Rudal Hipersonik Nuklir

Gegerkan Dunia, China Akhirnya Buka Suara soal Uji Coba Rudal Hipersonik Nuklir

DEMOCRAZY.ID - China telah membantah laporan bahwa mereka menguji rudal hipersonik berkemampuan nuklir awal tahun ini. 


China bersikeras bahwa itu adalah pemeriksaan rutin pesawat ruang angkasa.


Laporan awal di surat kabar Financial Times memicu kekhawatiran di Washington, Amerika serikat (AS). Intelijen AS dilaporkan terkejut dengan hal ini.


Rudal hipersonik jauh lebih cepat dan lebih gesit daripada yang normal, yang berarti lebih sulit untuk dicegat. 


Pengujian ini terjadi ketika kekhawatiran tumbuh di sekitar kemampuan nuklir China.


Pada Senin (18/10), juru bicara kementerian luar negeri Zhao Lijian mengatakan kepada media briefing bahwa tes rutin telah dilakukan pada Juli lalu untuk memverifikasi berbagai jenis teknologi pesawat ruang angkasa yang dapat digunakan kembali.


"Ini bukan rudal, ini pesawat luar angkasa," katanya.


"Ini sangat penting untuk mengurangi biaya penggunaan pesawat ruang angkasa,” lanjutnya.


Zhao menambahkan bahwa banyak negara telah melakukan tes serupa di masa lalu. Ketika ditanya apakah laporan Financial Times tidak akurat, dia menjawab "ya".


Laporan pada Sabtu (16/10) mengutip lima sumber yang tidak disebutkan namanya yang mengatakan sebuah rudal hipersonik telah diluncurkan pada musim panas. 


Laporan itu menyebutkan rudal tersebut terbang melalui ruang orbit rendah sebelum meluncur turun dan nyaris kehilangan targetnya.


“Tes tersebut menunjukkan bahwa China telah membuat kemajuan luar biasa pada senjata hipersonik dan jauh lebih maju daripada yang disadari para pejabat AS,” tulis laporan itu.


Pada Senin (18/10), duta besar perlucutan senjata AS Robert Wood mengatakan AS "sangat prihatin", menambahkan bahwa Washington "telah menahan diri dari mengejar aplikasi militer untuk teknologi ini".


Namun, dia mengatakan China dan Rusia telah "sangat aktif" mengejar penggunaan militer, yang berarti AS "harus merespons dengan cara yang sama".


"Kami hanya tidak tahu bagaimana kami bisa bertahan melawan teknologi itu, begitu juga China, begitu juga Rusia," katanya kepada wartawan di Jenewa.


Sebelumnya, Mike Gallagher, anggota Partai Republik dari Komite Angkatan Bersenjata DPR, telah memperingatkan bahwa jika Washington tetap berpegang pada pendekatannya saat ini, ia akan kalah dalam Perang Dingin baru dengan China dalam satu dekade.


Hubungan antara AS dan China tegang, dengan Beijing menuduh pemerintahan Presiden AS Joe Biden bermusuhan.


Sejumlah negara Barat juga telah menyatakan keprihatinannya atas pertunjukan kekuatan militer China baru-baru ini.


Direktur Pertahanan, Strategi dan Keamanan Nasional di Institut Kebijakan Strategis Australia, Michael Shoebridge, mengatakan jika rudal hipersonik telah diuji, itu akan sesuai dengan pola peningkatan senjata nuklir dan senjata serang lainnya.


"Saya tidak berpikir itu lebih signifikan daripada silo rudal China yang sedang tumbuh atau senjata nuklir peluncuran udara atau senjata nuklir kapal selam baru," terangnya.


“Tapi itu cocok dengan pola peningkatan kemampuan [tanpa] transparansi,” lanjutnya.


"Transparansi adalah konsep asing bagi para pemikir strategis Beijing," tambahnya.


China menampilkan apa yang tampak seperti platform rudal hipersonik pada pameran militer baru-baru ini.


Bersama dengan China, AS, Rusia, dan setidaknya lima negara lain sedang mengerjakan teknologi rudal hipersonik.


Mereka bisa terbang lebih dari lima kali kecepatan suara dan, seperti rudal balistik, dapat mengirimkan hulu ledak nuklir.


Bulan lalu, Korea Utara mengatakan telah berhasil menguji coba rudal hipersonik baru. Juli lalu, Rusia membuat pengumuman serupa dan mengatakan bahwa misilnya telah diluncurkan dari sebuah fregat di Laut Putih. [Democrazy/okezone]

Penulis blog