DEMOCRAZY.ID - Menteri Sosial (Mensos), Tri Rismaharini kembali naik pitam di Hotel Aston Jember ketika tahu banyak bantuan sosial (Bansos) yang tak tersalurkan.
Video kemarahan Risma sontak viral di media sosial. Dalam video tersebut, Risma terlihat menuding lembaga perbankan.
Risma kemudian meminta semua pihak untuk bersinergi agar penyaluran bansos tidak terlambat.
Tindakan Risma pun mendapat sorotan dari sejumlah pihak di Tanah Air, salah satunya dari Direktur Political and Public Policy Studies (P3S), Jerry Massie.
Jerry menilai amukan Risma hanya sebuah pencitraan, sebab ada media yang meliput.
“Mau marah-marah jangan undang media untuk meliput. Ketahuan mana yang marah beneran dan settingan. Kalau Risma berapa momen gayanya cuma settingan,” ujarnya pada wartawan, Rabu, 1 September 2021.
Melihat Risma yang kerap kali marah-marah di hadapan publik, Jerry jadi teringat sosok antagonis di film Telenovela.
“Saya teringat Telenovela Maria Mercedez dan Kassandra, di mana ada pemain yang bernama Malvina De Olmo kerjaannya marah-marah melulu,” tuturnya.
Menurut pengamat satu ini, dalam menyelesaikan masalah, Risma sebaiknya lebih tenang, terlebih dia dari Suku Jawa yang mengedepankan budaya kesantunan.
“Saat sekarang cukup bahasa santun. Kan Mbak Risma dari Suku Jawa yang mengedepankan budaya kesantunan,” usulnya.
Apabila komunikasi politik yang diandalkan Risma masih berbentuk kemarahan, Jerry khawatir akan muncul persepsi publik menjadi buruk terhadapnya.
Sebab, kemarahan Risma berpotensi merusak psikologis seseorang yang ditunjuknya dan bisa menjadi pembunuhan karakter.
“Pentingnya Bu Risma mengedepankan etika komunikasi dan kesantunan berkomunikasi. Karena yang dimarahin bukan anak SD, tapi orang dewasa. Beliau harus tahan diri dan tahan emosi,” ungkapnya.
Lebih jauh, Jerry kembali menyinggung film Telenovela yang dianggap mempengaruhi Risma.
“Atau jangan-jangan Mensos terpengaruh dengan sinetron dan telenovela, makanya marah-marah terus,” pungkasnya. [Democrazy/pkr]