DEMOCRAZY.ID - Memasuki bulan September, perbincangan soal Partai Komunis Indonesia (PKI) kembali menghangat di media sosial.
Hal itu tak terlepas dari catatan sejarah kelam soal pengkhianatan PKI pada 30 September 1965 yang kini dikenal G30S/PKI.
Berkaitan dengan itu, pakar hukum tata negara Refly Harun baru-baru ini mengulas soal isu kemunculan PKI saat ini.
Hal itu diungkap dalam video terbaru yang tayang Rabu, 22 September 2021 dengan judul "SALAH SATU BEBAN JOKOWI ITU DITUDUH PKI!" di kanal YouTube-nya bersama Guru Besar Universitas Pertahanan, Prof Salim Said.
Semula Refly Harun menyinggung soal adanya isu kemunculan PKI gaya baru seperti sering diungkap mantan Panglima TNI, Gatot Nurmantyo.
"Gatot Nurmantyo itu ngotot sekali mengatakan bahwa komunisme gaya baru itu sedang bangkit," ujar Refly.
Menanggapi itu, Prof Salim Said mengatakan bahwa soal adanya isu kemunculan komunisme atau PKI gaya baru kembali ke penafsiran setiap orang.
"Ya itu kan tergantung tafsiran orang," Prof Salim.
Prof Salim juga turut menyinggung soal pengakuan politisi PDIP Ribka Tjiptaning yang mengaku bangga menjadi anak PKI yang memberikan makna berbeda di kalangan masyarakat.
Namun kata dia, selama ini berdasarkan catatan sejarah, PKI memang pintar bersembunyi di dalam kekuasaan.
Tak hanya itu kata Prof Salim, PKI juga piawai menggunakan tangan kekuasaan untuk kepentingan kelompoknya.
"Kalau mempelajari sejarah, menjelang Gestapu itu PKI pintar berada bersembunyi di dalam kekuasaan dan menggunakan tangan kekuasaan untuk kepentingan-kepentingan PKI," tegasnya.
Ia mencontohkan dengan cerita komunis yang mampu masuk ke dalam kekuasaan dan menggunakan kekuasaan sejak masa kepemimpinan Soekarno.
Jika dikaitkan dengan kondisi saat ini, memang belum ada bukti yang menegaskan soal kebangkitan atau adanya paham komunis.
Namun kata dia, cukup ada sejarah yang bisa menjadi memori ingatan semua orang.
"Kan kita tidak punya, belum punya bukti tapi kan punya ingatan, ada track record," tegasnya. [Democrazy/galamed]