DEMOCRAZY.ID - Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengklaim penanganan virus corona (Covid-19) di Indonesia belakangan ini sudah cukup menggembirakan.
Bahkan, ia mengklaim penanganan Covid-19 di Indonesia sampai dapat pengakuan dari dunia internasional.
"Alhamdulillah bahwa penanganan Covid di Indonesia sudah cukup menggembirakan dan bahkan memperoleh pengakuan dari dunia internasional," kata Ma'ruf saat meninjau Vaksinasi Kompas Gramedia Grup, Kamis (23/9).
Melihat hal itu, Ma'ruf menekankan bahwa pemerintah saat ini tengah mempersiapkan menuju fase endemi di Indonesia.
Langkah itu dilakukan karena tak ada yang mengetahui kapan virus corona akan menghilang dari muka bumi.
Karena itu, Ia meminta kepada masyarakat untuk tetap melaksanakan praktik 3 M yakni memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak.
Lalu, ia menegaskan pemerintahan akan gencar melakukan testing (pengetesan) dan tracing (penelusuran) serta lakukan isolasi terpusat.
"Kalau satu orang kena akan terus diburu sampai mungkin 10 orang dicari, dan kalo ketahuan langsung diisolasi, tidak dibiarkan. Kemudian vaksinasi kita terus upayakan supaya mencapai 208 juta masyarakat," kata dia.
Di tempat yang sama, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin berpendapat bahwa tak ada pengalaman pandemi yang berlangsung singkat.
Karena itu, ia mengimbau agar masyarakat mempercepat vaksinasi dan tak euforia bila kasus menurun belakangan ini
"Memang enggak ada pandemi yg selesai dlm waktu singkat. Paling pendek 5 tahun, tapi ada yang sampai puluhan tahun bahkan ratusan tahun. yang pertama pastikan semua teman-teman cepat vaksinasi. Kalau bisa cepat dapat vaksin 2 dosis," kata Budi.
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi sempat mengutip publikasi dari situs Ourworldindata.org, John Hopkins University CSSE Covid-19 Data, yang terakhir di update pada 12 September 2021.
Data itu menyatakan bahwa penanganan Covid-19 di Indonesia diapresiasi sebagai salah satu yang terbaik di dunia, karena mampu menurunkan angka kasus hingga 58 persen dalam kurun waktu 2 minggu. [Democrazy/cnn]