DEMOCRAZY.ID - Bergabungnya Partai Amanat Nasional (PAN) ke dalam koalisi partai politik (parpol) pendukung Jokowi, menyita perhatian banyak pihak. Pasalnya, PAN yang dianggap paling konsisten menjadi oposisi bersama Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS), kini lebih memilih bergabung ke barisan parpol pendukung Jokowi. Bahkan masuknya PAN ke dalam koalisi parpol Jokowi itu, dinilai banyak pihak semakin memudahkan pemerintah dalam melakukan amandemen UUD 1945. Hal itu semakin jelas tatkala Ketua Umum PAN, Zulkifli Hasan mengaku mendukung penuh terkait evaluasi amandemen 1945 dan demokrasi. Dalam Rakernas II PAN di Jakarta Selatan, Selasa 31 Agustus 2021, Zulkifli Hasan mengatakan bahwa setelah 23 tahun, menurutnya hasil amandemen perlu dievaluasi termasuk demokrasi. "Setelah 23 tahun, hasil amandemen itu menurut saya memang perlu dievaluasi, termasuk demokrasi kita ini, mau kemana dan perlu dievaluasi," ujarnya, Rabu 1 September 2021. Pernyataan Zulkifli Hasan itu pun
Ketum PAN Sebut Amandemen & Demokrasi Perlu Dievaluasi, Pakar Politik: Elite Negara Ini Semakin Gak Jelas Sikapnya!
September 01, 2021
0
Komentar
DEMOCRAZY.ID - Bergabungnya Partai Amanat Nasional (PAN) ke dalam koalisi partai politik (parpol) pendukung Jokowi, menyita perhatian banyak pihak. Pasalnya, PAN yang dianggap paling konsisten menjadi oposisi bersama Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS), kini lebih memilih bergabung ke barisan parpol pendukung Jokowi. Bahkan masuknya PAN ke dalam koalisi parpol Jokowi itu, dinilai banyak pihak semakin memudahkan pemerintah dalam melakukan amandemen UUD 1945. Hal itu semakin jelas tatkala Ketua Umum PAN, Zulkifli Hasan mengaku mendukung penuh terkait evaluasi amandemen 1945 dan demokrasi. Dalam Rakernas II PAN di Jakarta Selatan, Selasa 31 Agustus 2021, Zulkifli Hasan mengatakan bahwa setelah 23 tahun, menurutnya hasil amandemen perlu dievaluasi termasuk demokrasi. "Setelah 23 tahun, hasil amandemen itu menurut saya memang perlu dievaluasi, termasuk demokrasi kita ini, mau kemana dan perlu dievaluasi," ujarnya, Rabu 1 September 2021. Pernyataan Zulkifli Hasan itu pun