DEMOCRAZY.ID - Kelompok pejuang yang kini menguasai Afghanistan, Taliban menggantung empat mayat penculik dengan sebuah derek yang diperlihatkan di muka umum di alun-alun Kota Herat pada Sabtu (25/9) kemarin.
Seorang warga mengatakan, pejabat Taliban awalnya membawa empat mayat penculik tersebut ke alun-alun Herat, kemudian mereka memindahkan tiga di antaranya ke bagian lain kota untuk diperlihatkan kepada publik.
Pejabat Taliban mengumumkan bahwa keempatnya tertangkap setelah melakukan aksi penculikan pada Sabtu pagi, dan dibunuh oleh polisi.
Ziaulhaq Jalali, seorang Kepala Polisi Distrik di Herat, mengatakan bahwa anggota Taliban menyelamatkan seorang ayah dan anak yang telah diculik oleh empat orang tersebut setelah melakukan baku tembak dengan penculik.
Beredar sebuah video yang menunjukkan kerumunan warga berkumpul di sekitar derek untuk melihat mayat penculik yang digantung.
“Tujuan dari tindakan ini adalah untuk memperingatkan semua penjahat bahwa mereka tidak aman,” kata seorang Komandan Taliban yang tidak menyebutkan namanya kepada AP, dilansir Washington Post, Minggu 26 September 2021.
Sejak Taliban menyerbu Kabul pada 15 Agustus dan menguasai negara itu, warga Afghanistan dan dunia bertanya-tanya apakah Taliban akan menerapkan kembali aturan keras mereka seperti di akhir 1990-an, yang mencakup rajam di depan umum dan amputasi anggota badan terhadap tersangka penjahat.
Hal inipun nampaknya akan kembali bisa dilihat oleh warga dunia dan Afghanistan khususnya.
Pasalnya, salah satu petinggi Taliban mengatakan dalam sebuah wawancara bahwa mereka akan menerapkan kembali hukum potong tangan bagi pelaku pencurian.
Dan terbaru, mereka pun menggantung mayat penculik di muka umum.
Taliban sendiri mengaku akan menerapkan hukuman dan aturan yang keras yang konservatif, meskipun mereka akan merangkul beberapa sendi kehidupan modern seperti penggunaan ponsel hingga televisi.
“Semua orang mengkritik kami atas hukuman di stadion, tetapi kami tidak pernah mengatakan apa pun tentang hukum dan hukuman mereka. Tidak ada yang akan memberi tahu kami seperti apa hukum kami seharusnya. Kami akan mengikuti Islam dan kami akan membuat hukum kami berdasarkan Al-Quran,” kata salah satu petinggi Taliban, Mullah Nooruddin Turabi. [Democrazy/hops]