PERISTIWA POLITIK

Demi Tangkal China, Australia Datangkan Lebih Banyak Pasukan AS ke Negaranya

DEMOCRAZY.ID
September 17, 2021
0 Komentar
Beranda
PERISTIWA
POLITIK
Demi Tangkal China, Australia Datangkan Lebih Banyak Pasukan AS ke Negaranya

Demi Tangkal China, Australia Datangkan Lebih Banyak Pasukan AS ke Negaranya

DEMOCRAZY.ID - Pemerintah Australia menyampaikan bahwa lebih banyak pasukan Amerika Serikat akan datang ke negara tersebut. 


AS dan sekutu juga akan bekerja sama dalam pengembangan rudal, langkah bersama terbaru di tengah kekhawatiran bersama atas China.


Australia mengumumkan aliansi baru dengan Amerika Serikat dan Inggris, di mana Canberra akan memperoleh kapal selam bertenaga nuklir. 


Hal ini telah membuat marah Prancis yang kontrak utamanya untuk kapal selam konvensional telah dibatalkan.


Seperti diberitakan kantor berita AFP, Jumat (17/9/2021), Menteri Pertahanan Australia Peter Dutton mengatakan Australia akan "secara signifikan meningkatkan" kerja sama termasuk bekerja sama dalam pengembangan rudal dan persenjataan peledak.


Dia mengatakan Australia bersedia melihat lebih banyak Marinir AS yang datang dalam rotasi yang telah berlangsung satu dekade melalui kota Darwin. 


"Saya memiliki aspirasi untuk memastikan bahwa kami dapat meningkatkan jumlah pasukan melalui rotasi," kata Dutton.


"Kemampuan udara akan ditingkatkan, kemampuan maritim kami ditingkatkan dan tentu saja postur kekuatan ditingkatkan," imbuhnya.


Perdana Menteri Australia Scott Morrison sebelumnya telah mengatakan bahwa Australia akan memperoleh rudal jelajah jarak jauh Tomahawk.


Sementara itu, Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin, juga menegaskan bahwa Amerika Serikat "akan memperluas akses dan kehadiran kami di Australia."


Austin mengatakan kedua sekutu membahas kekhawatiran tentang China (RRC) dalam pertemuan yang melibatkan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dan Menteri Luar Negeri AS Marise Payne.


"Sementara kami mencari hubungan yang konstruktif dan berorientasi pada hasil dengan RRC, kami akan tetap memandang dengan jelas dalam pandangan kami tentang upaya Beijing untuk mengganggu tatanan internasional yang mapan," kata Austin.


China telah menyuarakan kemarahan atas kesepakatan kapal selam nuklir tersebut, yang terjadi ketika Australia menghadapi tekanan komersial dan diplomatik yang meningkat dari China, tujuan utama ekspor makanan dan energinya.


"Beijing telah melihat selama beberapa bulan terakhir bahwa Australia tidak akan mundur dan ancaman pembalasan ekonomi serta tekanan tidak akan berhasil," kata Blinken seraya menambahkan bahwa AS tidak akan meninggalkan Australia sendirian.


Sebelumnya saat menarik pasukan terakhir AS dari Afghanistan bulan lalu, Presiden Joe Biden juga menyebutkan perlunya untuk fokus pada China. 


Sebagai tanda lain soal China, PM Morrison akan menuju ke Washington minggu depan untuk pertemuan puncak empat arah pertama dengan Biden, Perdana Menteri India Narendra Modi dan Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga. [Democrazy/dtk]

Penulis blog