DEMOCRAZY.ID - Hampir dua tahun pandemi Covid-19 menyelimuti Bumi, pemerintah Turkmenistan mengklaim tidak ada kasus penularan Covid-19.
Turkmenistan merupakan salah satu negara bekas Republik Soviet yang terletak di Asia Tengah. Negara kecil ini memiliki 6 juta penduduk.
Hingga kini tak ada laporan kasus Covid-19 di negara ini menurut data yang dikumpulkan Universitas Johns Hopkins dan World Health Organization.
Presiden Turkmenistan Gurbanguly Burdymokhamedov dalam pidatonya di sidang Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebut laporan Covid-19 di negara itu sebagai "palsu" dan tanggapan terhadap pandemi tidak boleh "dipolitisasi".
Tetapi organisasi independen dan jurnalis dan aktivis di luar Turkmenistan mengatakan ada bukti bahwa negara itu sedang berjuang melawan gelombang ketiga yang membanjiri rumah sakit dan membunuh puluhan orang.
Ruslan Turkmen, seorang pengasingan dari Turkmenistan dan editor organisasi berita independen Turkmen News yang berbasis di Belanda, mengatakan dia secara pribadi telah mengumpulkan nama-nama lebih dari 60 orang yang dia klaim telah meninggal karena Covid-19 di dalam negeri, termasuk guru, seniman dan dokter.
"Alih-alih menerimanya dan bekerja sama dengan komunitas internasional, Turkmenistan memutuskan untuk tetap bertahan," ujarnya seperti dikutip dari CNN International, Sabtu (25/9/2021). Pemerintah Turkmenistan tidak menanggapi permintaan komentar CNN.
Ruslan mengungkapkan sumbernya mulai menghubunginya pada Mei 2020. Pesan pertama yang didapatkan adalah adanya penyakit pernafasan aneh seperti mirip flu.
"Ketika cuaca Turkmenistan 40 derajat Celcius, tak biasanya ada musim flu," terangnya.
Pada Juni 2020, Kedutaan besar AS menerbitkan peringatan kesehatan tentang adanya warga lokal yang mengalami gejala Covid-19 dan harus menjalani karantina selama 14 hari.
Namun dengan cepat pemerintah mengatakan pernyataan itu "berita palsu".
Misi WHO ke Turkmenistan pada Juli 2020 tidak mengkonfirmasi adanya infeksi Covid-19 di negara itu tetapi mengatakan pihaknya prihatin dengan "peningkatan jumlah kasus infeksi saluran pernafasan akut dan pneumonia".
Pada saat itu, situasi di luar kendali, menurut Turkmenistan.
Pemerintah malah menyarankan warga untuk mengambil pengobatan yang aneh, seperti makan sup pedas jenis tertentu. [Democrazy/cnbc]