DEMOCRAZY.ID - Pohon pisang sengaja ditanam warga Desa Ngrendeng Kecamatan Selorejo di tengah jalan.
Aksi ini merupakan sikap protes warga karena jalan dibiarkan rusak selama 10 tahun.
Sejumlah pohon pisang ditanam warga di jalan perbatasan menuju Desa Sumberagung sampai Desa Sidomulyo.
Jalan sepanjang sekitar tujuh kilometer itu merupakan akses utama yang menghubungkan beberapa desa sekitar.
Yakni menuju Desa Banjarsari, Pasar sentral Cungkup, Sidomulyo dan Bumirejo.
Kondisi jalan aspal yang rusak membuat warga melancarkan aksi protes.
Mereka sepakat menanami jalan itu dengan pohon pisang agar Pemkab Blitar segera turun tangan melakukan perbaikan.
Selain itu sebagai penanda, jalan yang ditanami kondisinya berlubang, sehingga bisa dihindari pengendara.
"Sudah 10 tahun jalan rusak dibiarkan. Makin lama rusaknya tambah parah. Banyak pengendara, utamanya roda dua yang keprosok lalu jatuh. Kalau kami gak protes seperti ini, pemerintah tetap akan diam, karena ini infonya jalan kabupaten," tutur seorang warga, Budi Antoro kepada detikcom, Rabu (1/9/2021).
Apa yang disampaikan Budi, dibenarkan oleh Kades Ngrendeng, Samirin.
Karena jalan yang rusak tergolong kelas jalan kabupaten, maka pihak desa tidak bisa menggunakan dana desa untuk perbaikan.
"Kami tidak bisa pakai DD karena itu jalan kabupaten. Memang pernah diperbaiki sisi utara itu di hotmix sedikit. Lalu tahun 2020, dapat jatah lagi perbaikan hanya 350 meter di sisi selatan. Nah yang tengah-tengah ini kondisinya parah. Kemarin di Musrembang infonya sudah dianggarkan tahun 2022 mendatang," jawab Samirin.
Kabid Jalan Dinas PU PR Kabupaten Blitar, Presetyo mengaku sudah menerima laporan jalan rusak di wilayah perbatasan dengan Kabupaten Malang itu.
Pihaknya telah menganggarkan dana perbaikan di PAK 2021.
"Insyaallah di anggarkan di PAK 2021. Realisasinya sekitar awal oktober nunggu PAK di setujui dulu," jawab Prasetyo singkat. [Democrazy/dtk]