DEMOCRAZY.ID - Ketua Majelis Jaringan Aktivis Pro Demokrasi (ProDem) Iwan Sumule menanggapi perihal wacana pemilihan presiden (Pilpres) diundur sampai tahun 2027.
Iwan Sumule mengatakan bahwa wacana pengunduran Pilpres ke tahun 2027 sama saja dengan memperpanjang masa jabatan Presiden Jokowi.
Ia pun dengan blak-blakan mengatakan bahwa wacana penundaan Pilpres tersebut menandakan bahwa negara benar-benar sakit karena tidak menaati konstitusi yang ada.
“Bagaimana rakyat mau sehat, jika negara sakit? Aturan dan konstitusi yang buat sehat dan makmur tak dijalankan secara baik dan sepenuhnya,” ujar Iwan pada Minggu, 15 Agustus 2021.
“Jadi tidak hanya negara yang sedang sakit, pemimpin negara pun sakit. Konstitusi dilanggar!” tambahnya.
Di sisi lain, pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin mengatakan bahwa isu pemilihan presiden ditunda sampai tahun 2027 dinilai sangat berbahaya.
“Itu isu bahaya. Sampai 2024 saja rakyat sudah megap-megap. Jika pemilu diundur 2027. Jokowi bisa turun di tengah jalan. Karena rakyat akan marah beneran,” ujar Ujang.
Ujang mengatakan bahwa pemerintah harus segera meredam isu wacana pilpres 2027 karena akan mengundang emosi rakyat.
“Jadi rakyat jangan dipancing-pancing dengan isu diundur 2027,” tuturnya.
Sebagai informasi, wacana pengunduran Pilpres 2024 ke tahun 2027 beredar di media sosial.
Namun, wacana tersebut segera dibantah oleh Wakil ketua Komisi II DPR RI Saan Mustopa.
“Enggak ada, pemilu tetap dilaksanakan tahun 2024,” ujarnya pada Sabtu, 14 Agustus 2021.
Sementara itu, Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Ilham Saputra menjelaskan bahwa dalam wacana pemilu yang diundur bukanlah pemilihan presidennya, melainkan gelaran Pilkada Serentak.
Adapun Pilpres dan Pileg tetap digelar pada tahun 2024. [Democrazy/adb]