DEMOCRAZY.ID - Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso merespons kabar yang menyebut sebagian beras bansos yang telah disalurkan tak layak untuk dikonsumsi.
Salah satu contohnya soal warga di Tasikmalaya yang mengeluh karena beras bansos yang diterima seperti batu dan kerikil.
"Batu kecil saja dimasalahkan. Ngapain juga Bulog kasih batu. Batunya itu kan bukan 50 persen beras isinya batu. Padahal hanya satu batu. Kemudian beras yang bergumpal itu juga. itu semua tidak mewakili berapa ton yang disalurkan," ungkap pria yang akrab disapa Buwas, Kamis (12/8).
Buwas juga merespons soal beras bansos yang disebut berkutu oleh salah satu penerima.
Ia memastikan Bulog selalu mengecek dan membersihkan beras yang akan disalurkan kepada masyarakat.
"Jangankan dibilang itu ada kutu, telurnya saja tidak ada. Bulog mengeluarkan beras itu tidak begitu saja. Harus melalui proses rice to rice itu minimal. Kalau mau dilihat mesin rice to rice ya silakan. Menteri PMK sudah melihat, Presiden juga sudah melihat mesin Bulog dalam menjaga kualitas beras," papar Buwas.
Meski begitu, Buwas mengatakan pihaknya akan mengganti beras bansos jika ditemukan kerusakan.
Hal ini kerusakan yang ditemukan oleh pemerintah daerah hingga masyarakat.
"Kalau ditemukan beras yang rusak, kami ganti, tetapi kalau ditemukan oleh pemda itu kami cek terlebih dahulu. Itu rusak di mana, karena apa, apakah benar itu beras dari Bulog atau bukan. Kami akan ganti, seperti kerusakan di perjalanan tadi karena hujan itu juga langsung kami ganti," jelas Buwas.
Sementara, Buwas menyebut proses penggantian beras yang rusak akan dilakukan oleh PT Pos Indonesia (Persero) dan DNR Corporation.
Nantinya, beras yang tidak layak atau rusak akan dimusnahkan.
"Kalau sudah beras yang rusak kami musnahkan, seperti yang lalu 20 ribu ton kami musnahkan atas izin negara karena itu harus izin negara," kata Buwas.
Sekadar mengingatkan, Bulog menghitung ada 20 ribu ton cadangan beras pemerintah (CBP) yang terancam dibuang pada 2019 lalu.
Puluhan ribu ton beras itu disimpan lebih dari empat bulan, sehingga mengalami turun mutu, seperti pembusukan.
Untuk tahun ini, pemerintah menyalurkan bansos berupa beras kepada warga yang terdampak covid-19.
Bulog telah menyalurkan beras bansos dalam dua tahap.
Pertama, Bulog menyalurkan beras kepada 20 juta keluarga penerima manfaat (KPM) dengan total 450 ribu ton beras.
Kedua, Bulog memberikan bansos beras untuk 8,8 juta KPM dengan total 200 ribu ton beras. [Democrazy/cnn]