DEMOCRAZY.ID - Aziz Yanuar, kuasa hukum Habib Rizieq Shihab (HRS) turut berkomentar terkait kerumunan yang disebabkan bagi-bagi sembako dari Presiden Joko Widodo di Cirebon, Selasa (31/8/2021) siang.
Aziz mengaku tidak heran dengan aktivitas dari orang nomor satu di Indonesia itu.
"Kami sudah tidak heran sebenarnya dengan penegakan hukum model suka-suka,” kata Aziz saat dihubungi, Selasa (31/8/2021).
Dia mengatakan pihak penegak hukum melakukan diskriminasi.
Biasanya kerumunan yang terjadi akan dibubarkan dan menindak pihak yang bertanggung jawab.
Seperti kasus yang dialami kliennya, HRS dipidana karena menyebabkan kerumunan pada masa pandemi Covid-19.
“Dengan diskriminasi dimata penegak hukum, sudah mulai terbiasa dan adaptasi,” kata Aziz.
Karena ketidakadilan itu, dia pun mengaku mengkhawatirkan akan adanya murka dari Tuhan.
“Kami hanya khawatir hal begini menimbulkan murka Allah segera turun. Semoga ini berubah dan tidak seperti ini lagi,” ujarnya.
Sembako Jokowi Picu Kerumunan
Kegiatan Jokowi membagi-bagi sembako hingga menyebabkan kerumunan juga pernah terjadi di Terminal Grogol, Jakarta Barat pada Selasa (10/8/2021) lalu.
Terbaru, peristiwa kerumunan sembako Jokowi terjadi di Jalan Angkasa, Kelurahan Kalijaga, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon, siang tadi.
Ratusan warga berdesakan berebut bantuan berupa sembako dari Presiden.
Sebelum insiden rebutan sembako, ratusan warga sudah menunggu kedatangan Presiden Jokowi di jalan sekitar Bandara Cakrabuana Cirebon.
Usai iring-iringan Presiden Jokowi melintas, warga berlarian menghampiri sebuah kendaraan jenis Elf untuk berebut bantuan sembako.
Sembako yang dibagikan melalui sebuah mobil jenis Elf tersebut memicu kerumunan warga.
Bahkan sejumlah warga yang ikut berebut bantuan itu terjepit di kerumunan warga yang berebut sembako.
Salah satunya, seorang ibu rumah tangga yang sedang hamil empat bulan sempat terjatuh dan terjepit warga.
Tak hanya itu, ada juga ibu-ibu rumah tangga yang membawa balita turut ikut berdesakan demi mendapatkan bantuan sembako.
Anak-anak yang digendong tersebut menangis histeris karena kepanasan. [Democrazy/dtk]