DEMOCRAZY.ID - Politikus Partai Demokrat, Syahrial Nasution memberikan gelar baru kepada Ruhut Sitompul dengan menyebut politisi PDIP itu penjilat tiga zaman.
Gelar baru bagi Ruhut Sitompul tersebut dibeberkan kader Demokrat itu lewat cuitannya di Twitter, seperti dilihat pada Minggu 1 Agustus 2021.
“Penjilat tiga zaman,” cuit Syahrial Nasution.
Ia pun lantas menjelaskan maksud dari gelar untuk Ruhut itu. Pertama dan kedua, kata Syahrial, adalah zaman Orde Baru dan Reformasi.
Sementara yang ketiga, Syahrial Nasution menyebut Ruhut Sitompul penjilat di zaman jam-jaman.
Selain itu, kader Demokrat tersebut juga memberi analogi menohok kepada Ruhut Sitompul terkait karakter elite PDIP itu.
“Jarang sekali baca berita ada anjing menggigit tuannya. Kalau sampai terjadi, artinya anjing itu sedang kelaparan,” tuturnya.
Selain Syahrial Nasution, politisi Partai Demokrat lainnya Yan Harahap juga memberikan gelar kepada Ruhut Sitompul yakni ‘The King of Penjilat Penguasa’.
“Apakah netizen setuju jika Ruhut Sitompul diberi gelar The King of Penjilat Penguasa,” ujarnya.
Diketahui, sejumlah politikus Demokrat saat ini tengah terlibat perseteruan dengan Ruhut Sitompul.
Perseteruan itu berawal saat Ketua Bappilu DPP Demokrat Andi Arief membongkar rencana Ruhut Sitompul hendak mengkudeta Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko.
Menurut Andi Arief, ketika itu Ruhut Sitompul sempat bertemu dengan anggota DPR RI fraksi Demokrat.
Ia mengungkapkan, pada pertemuan tersebut Ruhut meminta kepada legislator Demokrat untuk dipertemukan dengan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
“Ruhut ini dua minggu lalu bertemu dengan salah satu anggota DPR RI Demokrat, dia meminta bertemu Ketum AHY,” kata Andi Arief.
Ruhut Sitompul, menurut Andi Arief, hendak meminta bantuan Ketua Umum Partai Demokrat itu untuk mengkomunikasikan ke Presiden Jokowi agar ia bisa menggantikan posisi Moeldoko dari KSP.
“Dia minta Ketum menitipkan ke Pak Jokowi untuk pengganti Pak Moeldoko yang akan diganti tidak lama lagi. Udah gila kan, Ruhut mau mengudeta Pak Moeldoko dengan cara ini,” ujarnya. [Democrazy/sra]