DEMOCRAZY.ID - Kabar terbaru muncul terkait sumbangan dua triliun rupiah mendiang Akidi Tio yang belakangan membuat publik gempar.
Namun, sayangnya justru kabar buruk yang datang lantaran diinformasikan bahwa sumbangan dua triliun yang sempat digembor-gemborkan itu palsu.
Bahkan kini anak almarhum Akidi Tio, Heriyanti, telah diciduk oleh Polda Sumatera Selatan (Sumsel).
Mereka menangkap dan memeriksa Heriyati alias Ahong di Polda Sumsel terkait isu donasi dua triliun rupiah yang telah dilakukan secara simbolis pada 26 Juli 2021 yang lalu.
Heryanti tiba di Mapoda Sumsel bersama dengan tim dari Direktorat Kriminal Umum, dengan baju biru batik celana hitam pukul 12.59 WIB.
Heryanti pun bungkam saat ditanya oleh sejumlah awak media dan langsung masuk ke ruang penyidik.
Sementara dr Hardi Darmawan yang juga ikut dalam rombongan sempat menjawab jika uang tersebut ada.
“Uangnya ada, tapi tidak pernah melihat secara fisik,” terang dr. Hardi Darmawan, Senin, 2 Agustus 2021.
Seperti diketahui, nama almarhum Akidi Tio mencuat pada 26 Juli 2021. Ketika itu keluarga besarnya menyatakan akan memberikan uang dua triliun rupiah untuk Palembang dan Sumatera Selatan sebagai bantuan menanggulangi Covid-19.
Penyerahan sumbangan Akidi Tio berlangsung di Gedung Promoter Polda Sumsel dan dihadiri Gubernur Sumsel Herman Deru, Kapolda Sumsel Irjen Pol Eko Indra Heri S, Danrem 044/Gapo Brigjen TNI Jauhari Agus Suraji, hingga perwakilan beberapa pemuka agama.
Simbolisasi atas penyerahan itu terabadikan dalam foto penyerahan styrofoam bertuliskan ‘Sumbangan untuk Penanggulangan COVID-19 dan Kesehatan di Palembang-Sumsel. Dari Alm Bpk Akidi Tio dan Keluarga Besar Sebesar Rp2 triliun’.
Styrofoam itu dipegang bersama-sama oleh Kapolda, Heryanti, dan seorang pria berbaju batik cokelat yang belum diketahui identitasnya.
Dokter Hardi Darmawan yang menjadi dokter keluarga Akidi Tio menjadi satu-satunya pemberi informasi dari pihak keluarga.
Hardi yang juga Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Palembang dan Penasihat IDI Sumsel itu sempat menyebut donasi dua triliun itu benar adanya.
Hardi mengatakan bahwa dua hari sebelum penyerahan donasi, dirinya dihubungi pihak keluarga dan ia kemudian datang ke Polda Sumsel untuk memberikan bantuan secara simbolis.
Hingga kini belum ada penyataan resmi dari Kapolda Sumsel, Irjen Pol Eko Indra Heri terkait kasus ini.
Nah, menanggapi kabar donasi palsu tersebut, netizen pun ramai-ramai menuliskan opini mereka yang kebanyakan tampak menganggapnya lucu.
“Prank geprek level 4 (emoji tertawa),” tulis akun Nenenghasanah8, via Twitter.
“Ini teori konspirasinya lucu sih, katanya mendiang punya uang 4000T di singapore tp ga bsa dicairin, agar bsa cair diakalin lah nyumbang ke negara 2T dengan harapan negara mau bantu ngurus pencairannya. Eh ga taunya ttep ga bsa.. Tp entahlah bener apa kagak teorinya (emoji tertawa),” tanggap akun Andrekelv.
“Padahal konten dah dimana2 trs sdh dibanding²kan sm yg sblh (emoji tertawa),” timpal akun Noona_mochie. [Democrazy/mrd]