POLITIK

Mural Jokowi '404: Not Found' Dianggap Pelanggaran Hukum, Mural di Luar Negeri Justru Jadi Medium Kritik Politik

DEMOCRAZY.ID
Agustus 15, 2021
0 Komentar
Beranda
POLITIK
Mural Jokowi '404: Not Found' Dianggap Pelanggaran Hukum, Mural di Luar Negeri Justru Jadi Medium Kritik Politik

Mural Jokowi '404: Not Found' Dianggap Pelanggaran Hukum, Mural di Luar Negeri Justru Jadi Medium Kritik Politik

DEMOCRAZY.ID - Sejumlah mural yang 'menyinggung' pemerintah dihapus dan pembuatnya diburu aparat. 


Di sejumlah negara, mural menjadi medium para seniman untuk menyampaikan kritik.


Sebagaimana diketahui, belakangan publik dihebohkan sejumlah mural yang menyinggung pemerintah dan kemudian viral. 


Di Kota Tangerang, ada mural bergambar wajah mirip Presiden Jokowi. 


Mata dari sosok wajah di mural itu tertutup tulisan '404: Not Found'.


Kasubbag Humas Polres Tangerang Tangerang Kota Kompol Abdul Rachim membenarkan soal mural itu. 


Namun mural itu kini telah dihapus aparat setempat. Pembuatnya kini tengah diburu oleh polisi.


Sementara itu, Staf Khusus Mensesneg, Faldo Maldini menilai sejatinya mural berbentuk kritik boleh saja. 


Tetapi, jika tak ada izin, bisa dianggap melawan hukum.


"Mural, entah apa pun isinya, yang gambarnya memuji tokoh politik tertentu, yang mengkritisi pemerintah, yang memuji pemerintah, kalau tidak ada izinnya, bisa berujung pada tindakan melawan hukum, cederai hak orang lain. Ada di KUHP, silakan dicek," kata Faldo saat dimintai konfirmasi, Sabtu (14/8/2021).


Faldo mengatakan, jika mural tidak perlu izin, siapa pun bisa semaunya mencoret tembok orang lain. 


Sementara itu, perbaikan fasilitas publik tersebut menggunakan anggaran negara.


"Kalau mural tidak perlu izin, nanti dinding rumah kita bisa dicat orang dengan gambar Messi, padahal kita fans Ronaldo. Ini kan sewenang-wenang. Apalagi itu fasilitas publik yang dihajar. Memperbaikinya pakai uang rakyat. Kalau mau kritik, ruangnya terbuka, kami juga selalu upayakan buka ruang diskusi. Teman-teman media juga setiap hari sampaikan kritik dan keresahan publik," ujarnya.


Mural yang menyinggung pemerintah juga ada di Bangil, Pasuruan, Jawa Timur. Mural tersebut bergambar dua karakter dan bertulisan 'Dipaksa Sehat di Negara yang Sakit'. Mural itu juga telah dihapus dan pembuatnya diburu.


Mural sendiri diketahui sebagai salah satu bentuk seni jalanan yang dipakai oleh para seniman untuk mengekspresikan diri. 


Bahkan di sejumlah negara, mural digunakan untuk menyampaikan kritik. 


Dirangkum Minggu (15/8/2021), berikut ini deretan seniman mural luar negeri yang memakai mural sebagai medium kritik.


1. Banksy di Inggris




Di Inggris, ada seniman mural misterius bernama Banksy yang memakai mural sebagai sarana kritik. 

Muralnya yang paling terkenal adalah mural berjudul 'Girl with Balloon' di London, Inggris. 


Mural ini menggambarkan gadis muda dengan tangan terjulur ke arah balon merah berbentuk hati. 


Mural ini merupakan bentuk kritik atas krisis di Timur Tengah yang membuat anak-anak menjadi pengungsi.


Seperti dilansir AFP, mural karya Banksy juga pernah muncul di tembok-tembok Paris pada 2017. 


Sebagian mural itu merupakan kritiknya terhadap kapitalisme dan krisis pengungsi yang sedang meliputi Eropa. 


Banksy juga kerap membagikan karya-karyanya melalui akun Instagram-nya, @banksy.


2. Megan Wilson di Amerika Serikat



Sementara di Inggris ada Banksy, di Amerika Serikat ada nama Megan Wilson. 


Dikutip dari laman pribadinya, Megan Wilson adalah seniman mural yang juga memakai mural sebagai sarana kritik sosial-politik.


Banyak muralnya mengkritik kapitalisme dan oligarki. 


Megan juga pernah membuat proyek mural di Desa Geneng, Yogyakarta. 


Mural ini mengkritik pemerintah soal jaminan kesejahteraan untuk semua orang.


3. Shamsia Hassani di Afghanistan



Di Afghanistan, mural dipakai oleh Shamsia Hassani untuk menyampaikan kritik terhadap negara yang gemar berperang. 


Dia memakai mural untuk mengabadikan memori soal dampak yang disebabkan oleh perang kepada anak-anak.


Dia juga memakai mural gambaran perjuangan perempuan di negara yang menjadi markas Taliban. 


Taliban dikenal sebagai kelompok yang sangat membatasi peran perempuan. [Democrazy/rep]

Penulis blog