DEMOCRAZY.ID - Pesawat kepresidenan dicat dengan warna biru muda-putih saat pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Tujuh tahun berlalu, pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengecat ulang pesawat tersebut dengan warna merah-putih.
Pada saat peluncuran pesawat kepresidenan, 10 April 2014, Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi berkata warna biru dipilih karena alasan keamanan. Ia menyebut biru sebagai warna kamuflase.
"Warna biru di dalam arti security penerbangan. Warna biru bisa berkamuflase sehingga bisa sama dengan warna langit," kata Sudi, Rabu (4/8).
Sudi membantah pemilihan warna biru politis. Dugaan itu muncul karena biru juga dipakai oleh Partai Demokrat, partai penguasa saat itu.
Dia menegaskan tak ada pesanan dari Presiden SBY soal pemilihan warna pesawat kepresidenan.
Menurutnya, ada 14 kandidat warna pesawat. Namun, biru dipilih karena alasan keamanan.
"Memang kenapa? Apa ada masalah dengan warna? Lagipula warna ini bukan pilihan Presiden untuk menentukan, kenapa biru, di sini ada desainer juga," ucap Sudi.
Demi Keamanan Presiden
Pengamat militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi menyebut pewarnaan pesawat kepresidenan merujuk pada aspek keselamatan.
Biasanya, pesawat untuk kepala negara menggunakan warna standar kamuflase di udara, yaitu biru dan putih.
Fahmi menilai warna pesawat kepresidenan Indonesia sebelumnya sudah memerhatikan aspek keamanan. Hal yang sama juga dilakukan sejumlah negara.
Misalnya, China yang mengecat pesawat kepresidenan dengan warna putih-biru meski punya bendera berwarna merah.
"Pilihan biru-putih yang digunakan ya warna yang direkomendasikan sebagai kamuflase atau penyamaran di udara," kata Fahmi, Rabu (4/8).
"Kendaraan pengangkut kepala negara yang juga simbol negara jadi tentu saja aspek keselamatan dan keamanan penerbangan menjadi hal yang sangat penting," ujarnya.
Fahmi menilai pemilihan warna merah untuk pesawat kepresidenan kurang tepat.
Terlebih lagi jika mengingat alasan Istana memilih warna merah putih, yakni sesuai warna bendera.
Menurutnya, simbol warna bendera cukup diwakili gambar bendera Merah Putih di ekor pesawat.
Ia menegaskan hal paling utama dalam pewarnaan pesawat kepresidenan adalah keselamatan.
"Kalau saya bilang ini cenderung mengabaikan aspek keamanan ketika ada pergantian warna menjadi warna yang mencolok merah putih ini," katanya.
Sebelumnya, pengecatan ulang pesawat kepresidenan jadi sorotan publik. Perbincangan dimulai dari kritik pengamat penerbangan Alvin Lie.
Alvin mempertanyakan urgensi pengecatan ulang pesawat presiden.
Cat ulang pesawat ini ditaksir bisa menelan biaya hingga Rp2 miliar.
Padahal, masyarakat sedang kesulitan di tengah krisis akibat pandemi Covid-19.
Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono mengatakan bahwa rencana pengecatan pesawat tersebut telah dicanangkan sejak 2019.
Heru membantah pengecatan ulang pesawat ini sebagai pemborosan di tengah pandemi.
Pengecatan pesawat itu juga sebenarnya dalam rangka HUT ke-75 RI pada 2020.
Namun, pengecatan tak bisa langsung dilakukan karena pesawat itu belum memasuki waktu perawatan rutin tahun lalu. [Democrazy/vv]