DEMOCRAZY.ID - Dalam cuitan 'Mati Corona Ala Madura', penulisnya yakni Firman Syah Ali menyebut akhir-akhir ini ada imbauan dari Ketua DPRD Pamekasan agar tidak mengumumkan kematian warga melalui toa (pengeras suara) masjid. Hal ini untuk menjaga kondisi psikis warga. Benarkah demikian? "Sebetulnya itu hanya imbauan yang sempat viral, tetapi tidak bersifat menjadi aturan karena aspek psikis. Jadi mungkin Pak Ketua (DPRD Pamekasan) sampaikan itu, atas dasar yang dirasakan keluarganya (beban psikis), termasuk keluarga saya," u jar Wakil DPRD Pamekasan Syafiuddin, Senin (2/8/2021). Syafiuddin mengakui pengumuman kematian melalui toa masjid dianggap mengganggu psikis warga, apalagi mereka yang sedang sakit dan terpapar COVID-19. "Agar tidak mengganggu psikis saudara yang sedang sakit, sedang jaga imun. Itu imun kan pertama pikiran. Memang lebih efektif kalau tidak disiarkan," ungkap Syaifuddin. "Memang masyarakat biasanya khawatir kalau tidak disiarkan (m
DEMOCRAZY.ID - Dalam cuitan 'Mati Corona Ala Madura', penulisnya yakni Firman Syah Ali menyebut akhir-akhir ini ada imbauan dari Ketua DPRD Pamekasan agar tidak mengumumkan kematian warga melalui toa (pengeras suara) masjid. Hal ini untuk menjaga kondisi psikis warga. Benarkah demikian? "Sebetulnya itu hanya imbauan yang sempat viral, tetapi tidak bersifat menjadi aturan karena aspek psikis. Jadi mungkin Pak Ketua (DPRD Pamekasan) sampaikan itu, atas dasar yang dirasakan keluarganya (beban psikis), termasuk keluarga saya," u jar Wakil DPRD Pamekasan Syafiuddin, Senin (2/8/2021). Syafiuddin mengakui pengumuman kematian melalui toa masjid dianggap mengganggu psikis warga, apalagi mereka yang sedang sakit dan terpapar COVID-19. "Agar tidak mengganggu psikis saudara yang sedang sakit, sedang jaga imun. Itu imun kan pertama pikiran. Memang lebih efektif kalau tidak disiarkan," ungkap Syaifuddin. "Memang masyarakat biasanya khawatir kalau tidak disiarkan (m