DEMOCRAZY.ID - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) langsung menelepon atlet bulu tangkis ganda putri Greysia Polii dan Apriyani Rahayu yang meraih medali emas Olimpiade Tokyo 2020.
"Terima kasih. Selamat sore, Greysia dan Apri. Saya mewakili seluruh rakyat Indonesia mengucapkan selamat atas keberhasilan emasnya," ujar Jokowi melalui panggilan video, Senin (2/8/2021).
"Saya betul-betul seneng banget," kata Jokowi pula.
Apa yang dilakukan Jokowi tersebut mendapat sindiran dari sastrawan Saut Situmorang.
Saut membandingkan sikap Jokowi terhadap para pejuang ekologis Batak yang mendesak pemerintah agar menutup PT Toba Pulp Lestari (PT TPL) yang dinilai mencemari lingkungan Tanah Batak.
Seperti diketahui, para pejuang ekologis Batak yang menamai diri mereka dengan sebutan tim Aksi Jalan Kaki (AJAK) TUTUP TPL berjalan kaki dari Toba menuju Istana Negara.
Mereka bermaksud untuk menemui Jokowi untuk mengadukan apa yang mereka keluhkan.
Namun, aksi mereka terhenti Bundaran Senayan, karena mereka ditahan satuan dari kepolisian.
TIM 11, Togu Simorangkir dan kawan serta 11 pendamping dari Tim Ojol, Yayasan Cinta NKRI, dan AMAN TANO BATAK diharuskan melakukan tes swab antigen oleh tim dokter yang sudah disiapkan.
Dalam tes tersebut, Togu Simorangkir dinyatakan reaktif, sementara 21 yang lain negatif.
Karena itu seluruh tim harus diisolasi di Apartemen Pasar Rumput untuk pemeriksaan lanjutan. Mereka diangkut ke Wisma Atlit dengan kendaraan kepolisian.
Atas perbedaan sikap itu, Saut pun mengkritik Jokowi:
"Atlet yang kebetulan lagi berprestasi langsung di-video call-nya sementara sebelas Pejuang Ekologis Batak yang berminggu-minggu jalan kaki dari Tanah Batak khusus untuk bertemu dengan dirinya diterimanya pun kagak, malah ditahan polisi! Itulah Revolusi Mental 4.0 itu!" tulis Saut di Facebook.