DEMOCRAZY.ID - Pengamat politik, Rocky Gerung menanggapi pernyataan soal siapa yang bisa menggantikan rezim Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Rocky Gerung mengatakan bahwa paling tidak, ia tidak ingin dimpimpin oleh orang yang dungu.
Pernyataannya itu diperoleh Terkini.id, dari video berjudul “Waspadai Oligarki Akan Makin Mencengkram Indonesia Pasca Pandemi” yang tayang di Rocky Gerung Official pada Minggu, 1 Agustus 2024.
Adapun sebelum muncul pertanyaan soal pengganti rezim Jokowi muncul, Rocky sempat menyinggung soal pertingnya percepatan perubahan politik untuk mengatasi masalah saat ini.
Menanggapi pernyataan Rocky, Hersubeno Arief sebagai pewawancara pun menyinggung soal siapa yang akan menggantikan jika rezim ini jika itu terjadi.
Rocky lalu menjawab bahwa keadaan sosial dan ekonomi saat ini sesungguhnya bisa membuyarkan dalil tersebut.
Ia mengakui bahwa memang selalu ada suara-suara yang mengatakan apakah keadaan setelah rezim berganti akan lebih baik.
Menurutnya, keadaan mungkin memang tidak akan lebih baik, namun yang pasti adalah keadaan sekarang ini buruk.
“Jadi kita hilangkan dulu keburukan ini, lalu kita operasikan peluang itu tuh,” ujarnya.
Ia lantas menyinggung bahwa sebenarnya sangat banyak orang yang bisa mengendalikan ekonomi, paham dasar etis kebudayaan Indonesia, dan juga paham pluralisme.
“Jadi stok pemimpin kita itu berlebih. Nah yang disodorkan pemerintah adalah kecemasan, ‘nanti kalian akan dipimpin oleh siapa?’,” kata Rocky.
“Tentu, kita bisa katakan, ‘kita akan akan memimpin sendiri’. Paling enggak tidak ingin dipimpin orang dungu tuh,” lanjutnya.
Rocky juga lalu mengakui bahwa persoalan pergantian rezim ini memang menimbulkan ketidakpastian, solah-seolah tidak ada yang mampu menggantikan.
Ia lalu menyinggung bahwa yang setara buruknya dengan pemerintahan sekarang itu banyak.
Namun, lanjutnya, yang bersiap untuk membersihkan Indonesia itu lebih banyak lagi.
“Nah soal-soal begini yang mungkin yaaa mungkin dalam dua minggu juga selesai masalahnya. Begitu rezim turun, ada harapan,” tandasnya.
Rocky menegaskan bahwa hal yang paling penting dalam hal ini adalah harapan publik.
“Nah harapannya gak ada pada rezim yang sekarang, masa gak bisa diganti,” ujarnya. [Democrazy/trk]