DEMOCRAZY.ID - Pegiat media sosial yang belakangan memposisikan dirinya sebagai pengamat, Denny Siregar mengaku bersyukur negara dipimpin presiden sehebat Jokowi.
Sebab, jika tidak, besar kemungkinan Indonesia ‘berantakan’ dan tak sebaik sekarang.
Pada video berjudul ‘Kenapa Saya Tidak Suka dengan Keluarga SBY’ yang tayang di saluran Youtube 2045 TV, Denny pertama-tama mengurai masalah radikalisme yang terjadi di Indonesia saat kepemimpinan presiden sebelum Jokowi, yakni Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Dia memastikan, saat menjabat sebagai presiden, SBY seperti memberi angin segar kepada sejumlah kelompok radikal di Indonesia.
Bahkan, saat itu, televisi nasional dibolehkan menayangkan program Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) yang saat ini berstatus sebagai ormas terlarang.
“Kita lihat, tahun 2013, HTI dengan enaknya membajak TVRI dan disiarkan ke seluruh dunia dalam siaran langsung untuk mempropagandakan konsep khilafah. Kan ini bertentangan sekali dengan NKRI,” ujar Denny Siregar, dikutip Selasa 3 Agustus 2021..
“Kelompok HTI yang merupakan jaringan radikalisme global yang di banyak negara dimusuhi dan dibubarkan, bahkan pentolannya dihukum mati, di Indonesia bisa berkembang dengan bebas tanpa perlawanan sedikit pun. Ini hanya terjadi di zaman pemerintahan SBY,” sambungnya.
Denny Siregar menduga, selama memimpin negara, SBY telah memfasilitasi kegiatan sejumlah kelompok radikal.
Bukan hanya HTI, ISIS juga dinilai mendapat perlakuan serupa.
Bahkan, kata Denny, 10 tahun lalu, mereka dengan mudahnya masuk ke Indonesia, dan membaiat kadernya di banyak lokasi.
Bukan hanya itu, mereka juga membangun model latihan militer dan disiarkan di banyak stasiun televisi.
“Ini kesalahan siapa? Di pemerintahan siapa? Pemerintahan SBY!” ucapnya sekali lagi.
Denny Siregar Bersyukur Punya Presiden Seperti Jokowi
Pria yang dikenal dekat dengan Abu Janda itu menduga, SBY mungkin tidak secara terang-terangan mendukung gerakan radikalisme di Indonesia.
Namun, menurutnya, petinggi Partai Demokrat tersebut melakukan kejahatan serupa dengan membiarkan kelompok terlarang tetap beroperasi di Tanah Air.
“Pak SBY tidak mendukung radikalisme, tetapi membiarkannya, bahkan mungkin memfasilitasinya, itu juga kejahatan yang sama,” terangnya.
Namun, Denny bersyukur Indonesia akhirnya mendapat pemimpin seperti Joko Widodo (Jokowi).
Sebab, keberadaannya mampu memberangus radikalisme yang menyebar di Tanah Air.
Bahkan, dia tak sanggup membayangkan, bagaimana jadinya jika Indonesia tak dipimpin sosok seperti Jokowi?
Bisa-bisa dikuasai kelompok radikal dan hancur layaknya negara-negara di Timur Tengah.
“Kebayang kalau sesudah SBY pemimpin selanjutnya bukan Jokowi, wah udah jadi Suriah negara kita ini. Saya yakin!” kata dia. [Democrazy/kmp]