POLITIK

Minta Jokowi Kasihani Luhut, Pengamat: Pak Luhut Ini Tergolong Pejabat Langka di Indonesia

DEMOCRAZY.ID
Agustus 12, 2021
0 Komentar
Beranda
POLITIK
Minta Jokowi Kasihani Luhut, Pengamat: Pak Luhut Ini Tergolong Pejabat Langka di Indonesia

Minta Jokowi Mau Kasihani Luhut, Pengamat: Pak Luhut Ini Tergolong Pejabat Langka di Indonesia

DEMOCRAZY.ID - Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan (LBP) kerap mendapatkan tugas berat dari Presiden Joko Widodo (Jokowi). 


Kini pun politisi PDIP ini dipercaya menjadi 'komandan lapangan' penanganan Covid-19.


Hal itu menjadi sorotan dari Epidemiolog Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono. 


Ia pun mengungkapkan rasa ibanya kepada LBP pada akun Twitternya, @drpriono1, Kamis malam, 12 Agustus 2021.


Ia pun meminta Presiden Jokowi untuk memberikan keringanan kepada LBP.


"Bung @Jokowi kasihanilah bung Luhut @kemenkomarves diberi tugas macam2. Saya faham kemampuan bung LBP semua tugas dikerjakan," cuitnya.


Dengan Satire, ia menyebut LBP tergolong pejabat langka yang kerap menerima masukan dan kritik dari pihak lain.


"Walau bung LBP suka marah, tapi ia tergolong sedikit pejabat yg dengar masukan & kritik. Perlu ada sistem pemerintahan yg terbuka spt karakter bung LBP," ujarnya.


Pandu Riono pun menanggapi pernyataan seorang pakar UI yang menyatakan Herd Immunity sudah tercipta di Jawa-Bali. Menurutnya, hal itu adalah khayalan belaka.


Seperti diketahui Epidemiolog lulusan UCLA ini kerap menyatakan Herd Immunity merupakan sebuah mitos atau tak mungkin bakal terjadi di Inonesia.


"Itu sih khayalan kalau bilang bahwa 'kekebalan komunal' sudah tercipta di jawa-bali. Mungkin ingin menyenangkan pemerintah, tapi bisa menyesatkan masyarakat. Ayo pakar @univ_indonesia jangan bermain dengan istilah 'herd-immunity' nanti masuk kelompok 'herd-stupidity'," cuitnya.


Sebelumnya Epidemiolog Fakultas Kesehatan Masyarakat UI Tri Yunis Miko Wahyono menyebut kekebalan kelompok atau herd immunity terhadap virus corona (Covid-19) sudah tercipta di Jawa dan Bali.


Alasannya, lebih dari 50 persen penduduk Jawa-Bali telah memiliki antibodi. Dia menduga tak akan ada lonjakan kasus lagi di Jawa-Bali.


"Kalau dicampur orang yang infeksi alamiah itu sebenarnya sudah mencapai 70 persen lebih. Jadi menurut saya ancaman peningkatan kembali pada tahun ini, jangan lupa pada tahun ini, tidak akan terjadi," ujarnya.


Perbedaan pendapat dari kedua ahli asal UI pun menjadi perhatian dari Dokter Konsultan Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet, Andi Khomeini Takdir.


"Ada epidemiolog bilang Herd Immunity sudah tercapai untuk Jawa - Bali. Ada lagi yang bilang tidak mungkin," cuitnya melalui akun Twitter @dr_koko28, Kamis malam.


Terkait hal itu, dalam pandangannya, perlu dilihat data vaksinasinya, data terinfeksinya, dan titer antibodi untuk kajian seroepidemiologinya.


"Tida data itu saja. In my humble opinion, belum Herd Immunity. Tapi bisa. OTW ke sana," tandasnya. [Democrazy/trb]

Penulis blog