DEMOCRAZY.ID - Pengamat politik meyakini bahwa merebaknya baliho Ketua DPP PDIP yang juga Ketua DPR RI Puan Maharani adalah langkah untuk membendung Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo melenggang di bursa Capres 2024.
Apa kata Ganjar?
"Halah jare sapa (kata siapa)?" kata Ganjar saat menjawab pertanyaan wartawan terkait hal itu, sembari masuk ke mobilnya usai meninjau tempat isolasi Corona terpusat di SDN Cemara Dua, Solo, Rabu (4/8/2021).
Diberitakan sebelumnya, Direktur Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno menilai pemasangan baliho Puan tersebut mendapatkan perintah langsung dari petinggi PDIP.
Tujuan pemasangan baliho dinilai untuk meningkatkan popularitas Puan Maharani.
"Bahwa yang menggerakkan anggota dewan memasang baliho Puan di mana-mana ini pasti atas perintah, atas fatsun politik, orang penting yang ada di PDIP, dan ini nggak main-main," kata Adi kepada wartawan, Senin (2/8/2021).
Namun, Adi melihat sisi berbeda pula terkait pemasangan baliho Puan.
Adi menilai pemasangan baliho Puan dilakukan agar nama Ganjar tak lagi dikaitkan dengan Pilpres 2024.
"Kalau saya justru melihat sebaliknya, dengan adanya baliho yang diwajibkan oleh partai atau oleh anggota dewan PDIP, ini untuk menunjukkan secara terbuka PDIP untuk 2024 tentu mengusung Puan. Sekaligus secara perlahan ingin membungkam dan mengunci suara publik yang selalu mengaitkan Ganjar dengan Pilpres 2024," ujarnya.
Munculnya baliho Puan di berbagai daerah dinilai Adi sebagai sikap PDIP yang sudah benar-benar terbuka soal rencana menghadapi Pilpres 2024.
"PDIP tentu saja sudah transparan vulgar untuk menyampaikan kepada publik, Pilpres 2024 dari PDIP ya Puan, sekaligus menggembok omongan publik tidak ada kaitannya dengan Ganjar di pilpres, kira-kira begitu," tegasnya.
Selain itu, Adi menilai ada dua faktor PDIP memasang baliho Puan Maharani.
Faktor yang cukup besar adalah faktor dari dalam, yakni terkait Ganjar dan Pilpres 2024.
"Yang dominan justru faktor dari dalam kan, dengan masangnya baliho yang tersebar di seluruh Indonesia itu, itu menegaskan bahwa sudah tidak ada lagi ada pembicaraan tentang Ganjar Pranowo di Pilpres 2024, itu yang ingin disetop. Jadi gambar, baliho, itu bukan sekadar pasangan gambar dan popularitas Puan," ucapnya. [Democrazy/dtk]