DEMOCRAZY.ID - Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin membantah anggapan bahwa pemerintah tidak punya target dalam menangani pandemi Covid-19.
Menurut dia, percepatan testing dan tracing serta vaksinasi menunjukkan pemerintah punya target dalam menghadapi situasi saat ini.
"Upaya yang sangat ketat dan keras dilakukan adalah memastikan apa yg kita sebut testing, tracing, dan treatment. Tes, kemudian lacak, dan kemudian isolasi. Ini yang memang terus menjadi perhatian," ujar Ngbalin dalam pernyataan di akun YouTube miliknya yang telah dikonfirmasi, Senin (2/8/2021).
"Lalu target pemerintah kalau busa vaksin itu diupayakan semaksimal mungkin di akhir 2021 ini mencapai 70 persen. Itu artinya 181 juta rakyat Indonesia telah melakukan vaksinasi. Itu target namanya. Jadi bukanya tidak punya target," kata Ngabalin.
Dia pun menegaskan, sejak awal Presiden Joko Widodo mengatakan tidak ingin masyarakat terpapar Covid-19 kemudian kelaparan karena semua usahanya mandeg.
Oleh karenanya, berbagai perubahan dan langkah antisipasi terus-menerus dilakukan oleh Presiden.
"Kita tidak pernah terjebak. Kita selalu siap dan selalu mengantisipasi itu. Tetapi pandemi ini memang presiden fokus untuk bagaimana bisa melakukan langkah-langkah yang cepat dan tepat. Dan ingat mengurangi angka kematian. Paling tidak mencegah, mengurangi," kata Ngabalin.
"Itulah sehingga kenapa (kebijakan berganti) dari PSBB kemudian PPKM Mikro, kemudian PPKM Darurat, sekarang (PPKM) skala leveling. Semua urusannya adalah membatasi pergerakan sosisal, kegiatan sosial masyarakat," tuturnya.
Oleh karena itu, Ngabalin menilai saat ini bukan waktunya untuk saling menyalahkan. D
ia mengajak semua pihak bekerja sama menghadapi pandemi.
"Para ahli, para epidemiolog, pemerintah, masyarakat, opinion leader. Kita perlu menyatukan kekuatan itu kemudian. Kita harus punya rencana yang sama," ucapnya.
"Yang dilakukan oleh pemerintah ini punya planning. Tidak mungkin pemerintah tidak punya planning, tidak mungkin pemerintah tidak punya target," kata dia.
Pakar epidemiologi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat UI, Pandu Riono mengatakan Indonesia sedang menuju jalur jebakan pandemi. Hal ini ia sampaikan di akun Twitternya pada 30 Juli 2021.
"Indonesia menuju Pandemic Trap!” tulisnya.
Ia menjelaskan saat ini Indonesia belum mempunyai target yang jelas untuk menyelesaikan kapan berakhirnya pandemi Covid-19.
Pandu Riono mengingatkan kepada Presiden Jokowi agar jangan melakukan pengetatan yang responsif.
Tapi, harusnya mencegah hal dan antisipasi agar lonjakan kasus Covid-19 tak terjadi.
"Pengetatan Kegiatan Penduduk (Lockdown) berdampak buruk bila terlambat dilakukan dan dalam situasi panik karena lonjakan sdh bikin RS semaput. Jadi pak@Jokowi, jangan lakukan pengetatan yg responsif tapi untuk cegah dan antisipasi agar lonjakan tidak terjadi. KPC-PEN tak berguna,” tulisnya.
Pandu Riono mengusulkan agar beri kesempatan sistem kesehatan publik siap dengan mewajibkan pakai masker dan 3M, memperkuat tes, tracing dan isolasi yang benar serta menggenjot Vaksinasi Covid-19 dengan prioritas. [Democrazy/trb]