DEMOCRAZY.ID - Dunia internasional masih bertanya-tanya soal asal usul dan sumber Covid-19 yang awal mula ditemukan di Tiongkok.
Berbagai teori para ahli menengarai Covid-19 awal mula menyebar karena kebocoran laboratorium di Wuhan.
Dalam laman New York Post, Steven W. Mosher selaku penulis buku ‘Politically Incorrect Guide to Pandemics’ mengumumkan penyelidikan asal usul virus Corona.
Ia menyebutkan bahwa virus Corona muncul dari kontak manusia dengan hewan yang terinfeksi atau dari kecelakaan laboratorium.
Dia mengumpulkan beberapa bukti yang masuk akal yang semuanya menunjuk ke laboratorium di Wuhan. Apa saja?
1. Hanya memiliki satu lab level 4 yang dapat menangani virus Korona yang mematikan. Dan lab itu kebetulan berlokasi di Wuhan di pusat epidemi.
2. Menggarisbawahi catatan buruk keamanan laboratorium Tiongkok, Presiden Xi Jinping pada hari-hari awal krisis, telah memperingatkan tentang keselamatan laboratorium sebagai prioritas keamanan nasional.
3. Mengikuti panduan Xi, Kementerian Sains dan Teknologi Tiongkok merilis arahan baru berjudul ‘Petunjuk untuk memperkuat manajemen biosekuriti di laboratorium mikrobiologi yang menangani virus tingkat lanjut seperti virus Korona baru’.
4. Segera setelah wabah dimulai, militer Tiongkok ditugaskan, dengan ahli biowar top PLA, Jenderal Chen Wei, dikirim ke Wuhan untuk menanganinya. Bahkan pada saat itu ada bukti lain yang muncul, yang juga menunjuk ke laboratorium dan keterlibatan PLA.
5. Pihak berwenang memerintahkan semua sampel awal virus Corona yang dikumpulkan oleh laboratorium swasta dan universitas di Tiongkok penting untuk melacak asal dan penyebaran awal penyakit, untuk dihancurkan.
6. Pusat Pengendalian Penyakit Sipil Tiongkok benar-benar tertutup dari gambaran yang mendukung PLA, menunjukkan program militer rahasia terlibat.
7. Akademi dan instalasi militer di dalam dan sekitar Wuhan ditutup sekitar 1 Januari, jauh sebelum publik Tiongkok diberitahu bahwa ada masalah.
8. Tiongkok diduga berbohong tentang penularan dari manusia ke manusia, membuat AS dan negara-negara lain tidak siap untuk penyebaran virus yang cepat, memastikan bahwa lebih banyak nyawa akan hilang. [Democrazy/pjs]