DEMOCRAZY.ID - Pendakwah, Yusuf Mansur punya alasan sendiri saat memilih pendonor darah baginya.
Saat harus dirawat karena hemoglobin Yusuf rendah, ia mendapatkan barisan pendonor darah yang istimewa, para penghafal Al-Quran terbaik kelas dunia.
“Saya sekalian beneran mencari darah dari orang-orang yang saya anggap istimewa, jalan pikirannya, juga sederhana aja. Jika benar ada memori dan rekam jejak di darah itu, dan seperti yang dibilang ilmuwan-ilmuwan, bisa ada kemudian pengaruhnya. Maka ya bismillah siapa tahu jadi jalan hidayah dan kekuatan dari Allah, saya bisa ngikutin kebiasaan dari pendonor darah saya,” tulis Yusuf dalam keterangan unggahan video di Instagramnya, Ahad, 25 Juli 2021.
Menurut Yusuf, alasan ia memilih pendonor darah terinspirasi dari kisah Dahlan Iskan, mantan Menteri Badan Usaha Milik Negara.
Dahlan yang pernah menerima donor hati pernah bercerita padanya bagaimana gaya hidup atau kebiasaan-kebiasaan pemilik hati yang lama itu mempengaruhinya sebagai penerima donor.
Ia juga mengambil referensi dari ilmu pengetahuan yang menyebutkan setiap sel memiliki rekam jejak.
Atas dasar inilah ia melihat ada kesempatan untuk memilih pendonor yang darahnya akan masuk ke tubuhnya.
“Gara-gara ini saya disebut milih-milih, aslinya enggak. Enggak bisa milih juga wong HB saya sudah drop sampai 5.”
Ayahanda selebgram muslim, Wirda Mansur ini bercerita saat dilarikan ke RSPAD Gatot Soebroto pada 20 Juli 2021, kondisi HBnya masih di angka 7.
Namun, sehari kemudian, HBnya terus menurun hingga 21 Juli 2021.
“Jika dipaksakan enggak transfusi bisa-bisa HB jadi 3 dan game over. Harus transfusi,” tulisnya menambahkan.
Dokter menargetkan hemoglobin Yusuf harus ada di angka 8, itu berarti dia membutuhkan setidaknya empat kantong darah.
Untuk kantong darah pertama, Yusuf tidak bisa memilih karena harus segera dilakukan tindakan.
“Tapi saya masih bisa memilih untuk kantong ke-2, ke-3 dan ke-4. Dengan masuk 1 kantong dulu, maka saya ada kesempatan nyari 3 kantong yang lain,” tulisnya.
Biasa menerima pesan bersambung mengenai donor, Yusuf teringat untuk melakukan hal itu ke lingkarannya, seperti pesantren dan alumni-alumninya.
Dari hasil pesan ini ada 13 orang yang mendonorkan darah untuk Yusuf.
“13 yang masuk 10 yang lolos screening kedokteran dan semuanya dari Daarul Quran. Dari 10 yang kepakai cuma 4,” tambah Yusuf di tulisannya.
Dari sepuluh pendonor darah itu, terdapat Syeikh Baleid, penulis kaligrafi Al-Quran untuk Maroko dan Yordania.
Syeikh Baleid, tulis Yusuf, merupakan juri kaligrafi di musabaqah internasional dan sudah banyak mushaf Al-Quran yang ditulis langsung dengan tangannya.
Pemilik Pondok Pesantren Daarul Quran lalu menceritakan keajaiban yang didapatnya usai menerima donor dari orang-orang terpilih ini.
“Karena mungkin darahnya segar, baru dan bagus. Pas terima stok darah dari rumah sakit HB enggak bergerak 5,8. Tapi begitu dapat yang kedua, yang berbeda melejit melesat jadi 10,3,” tulisnya.
Meski demikian, Yusuf Mansur tidak mau mengecilkan arti dari para pendonor lain yang disebutnya orang-orang pilihan.
Orang-orang ikhlas, yang rela menyelamatkan meski tidak kenal.
”Saya dan semua yang didonori dari dulu sampai yang nanti-nanti berterima kasih dan mendoakan. Semoga semuanya jadi ibadah dan amal saleh bagi para pendonor,” tulisnya. [Democrazy/tmp]