DEMOCRAZY.ID - Viral video pemilik usaha menyegel sendiri kafenya yang berlokasi di Jalan Raya Kebayoran Lama, Sukabumi Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat.
Garis kuning-hitam terlihat membentang di depan kafe bernama Limitless itu.
David (28), pemilik dari kafe tersebut, menyatakan bahwa aksi ini merupakan inisiatif dari pihak pengelola kafe agar tak disegel oleh petugas yang melakukan patroli di tengah pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat.
"Tujuannya memang karena saya pikir kalau kita buka dan ngundang keramaian itu tetap disegel juga, jadi mendingan saya segel sendiri sebelum ada penyegelan dari kepolisian atau Satpol PP setempat," kata David dikonfirmasi Rabu (14/7/2021).
"Kenapa kita menyegel tempat ini? Ya tempat kita nggak bakal bisa ikutin protokol yang ada, terlebih lagi tempat kita itu tempat nongkrong, kayaknya untuk di-take away atau sampai jam 8 malam itu nggak bisa," imbuhnya.
Ia membantah bahwa aksinya ini dikatakan merupakan strategi promosi kafe.
"Kalau dibilang untuk marketing sebenernya itu enggak juga, lebih tepatnya kita karena sudah resah aja," tegasnya.
Segel sendiri, kata David, bukan merupakan segel permanen.
Jika keadaan membaik, Limitless akan beroperasi kembali.
Aksi ini, kata David, diharapkan dapat mewakili suara pedagang lain yang bisnisnya ikut terdampak selama PPKM darurat diterapkan di Jakarta.
Pasalnya, pedagang-pedagang lain, kata David, juga kerap mengeluhkan pemberlakuan PPKM darurat ini.
"Semoga bisa mewakili pedagang-pedagang kecil yang lain, supaya ini cepat selesai dan nggak berlama-lama karena ini PPKM (darurat) udah sedikit menyusahkan rakyat-rakyat yang di bawah. Kasihan rakyat kecil yang di bawah, ngerasain efek yang lumayan luar biasa," ungkapnya.
David mengaku, pendapatan dari kafe yang ia rintis lumayan menurun setelah kebijakan PPKM darurat dilaksanakan.
Padahal, pihaknya masih harus menggaji karyawan.
Karenanya, selama kafe disegel, karyawan dirumahkan untuk sementara waktu.
"Kita udah coba jalanin dan itu memang itu menurun bgt pendapatan kita, kalau bisa dibilang kita dalam sehari hanya menjual di bawah Rp 100.000," kata David.
David mengaku, sebelumnya, kafenya memang pernah disegel beberapa kali oleh Satpol PP karena melanggar protokol kesehatan.
Namun, segel yang diterapkan bukanlah segel permanen.
Meski demikian, David menegaskan bahwa ia tetap menghargai diberlakukannya PPKM oeh pemerintah.
"Ini nggak ada tujuannya sebenarnya untuk menyinggung PPKM yang ada sekarang. Kita tetap hargai semua keputusan pemerintah yang ada saat ini. Ini hanya bentuk keluh kesah dari saya lebih tepatnya atau pedagang-pedagang yang di sekitar saya," tutupnya. [Democrazy/brd]