DEMOCRAZY.ID - Utang menjadi salah satu permasalahan serius yang ada di Indonesia.
Hingga akhir Mei 2021, jumlah utang Indonesia mencapai Rp6.418 triliun, atau dengan rasio debt service terhadap penerimaan (DSR) sebesar 46.77 persen.
Bedasarkan data audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), utang pemerintah saat ini telah melewati batas yang direkomendasikan IMF dan International Debt Relief (IDR) dengan rasio sebesar 25 hinga 35 persen.
Kendati demikian, Senior Economist Samuel Sekuritas, Fikri C Permana menjelaskan, tingkat utang yang dimiliki Indonesia saat ini masih dalam batas aman sehingga ruang fiscal masih cukup besar.
Selain itu, neraca dagang dalam dua tahun terakhir juga terus mengalami perbaikan sehingga Indonesia bisa keluar dari kondisi double defisit.
“Bahkan utang yang dimiliki Indonesia masih sangat jauh dibandingkan dengan negara peers seperti Malaysia atau negara dalam ASEAN lainya yang utangnya jauh lebih tinggi ketimbang GDP (gross domestic product) mereka,” ujarnya pada wartawan, Sabtu, 3 Juli 2021.
Fikri berpendapat, meski masih dalam batas aman, hendaknya rekomendasi IMF maupun IDR dapat menjadi peringatan bagi pemerintah untuk utang dengan tenor jangka panjang.
Karena, Indonesia sendiri masih membutuhkan dana besar untuk menangani Covid-19 yang semakin parah setiap harinya.
Bahkan, Fikri menyarankan, Indonesia harus lebih gencar mencari sumber pendanaan.
Menurutnya, langkah lelang surat utang negara dinilai tidak akan cukup menutupi pengeluaran yang ada.
Indonesia masih memiliki beberapa opsi, seperti private placement atau kembali menggunakan opsi penambahan utang.
Selain itu, pemerintah membutuhkan tambahan anggaran Rp225.4 triliun dalam melaksanakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Anggaran tersebut dialokasikan untuk program pemulihan ekonomi nasional (PEN).
Mengetahui utang Indonesia yang kian parah, warganet mulai mengomentari hal ini hingga perbincangan ‘Hutang’ menjadi trending topic di Twitter.
“DPR RI hrs hentikan utk menumpuk hutang atau hentikan dulu DPR RI nya biar masyarakat yg hentikan pengelolaan negara secara ugal2an,” tulis @latief***.
“Negara bertahan Hidup dari Hutang namun Pejabat Dominan memiliki Rekening Gendut dan mamin gendut sejak Rezim ini. RESESI KHUSUS RAKYAT MULAI MERATA,” tulis @Anasty***.
“Bukan bau lagi sudah gelagat... Sudah mendarah daging mental hutang...” tulis @4she***.
“Sudah jelas dari awal gagal mengendalikan covid, bukan hanya itu hutang menggunung, oligarki, korupsi menggila, banyak pelanggaran HAM. Masih ada saja yang mendukung, Stupid......” tulis @azale***.
“Hentikan gaji presiden, menteri, pejabat negara dan para buzzers dan kembalikan duit duit yg dikorup untuk melunasi hutang ke Rumah sakit...ini tindakkan yg lebih mulia,” tulis @Mas***.
“Hutang menumpuk bayar gaji Influencer ada uang 72 M.Pemasukan ga ada. Mikir,” tulis @Gincu***.
Serta masih banyak lagi komentar warganet. [Democrazy/ffr]