DEMOCRAZY.ID - Kasus seorang pria difabel warga Papua yang kepalanya diinjak dua oknum TNI Angkatan Udara (AU), belum lama ini menjadi perbincangan publik. Dalam video yang beredar, tampak difabel Papua tersebut sebelum kepalanya diinjak oknum TNI itu hendak menyampaikan sebuah pesan dengan memakai bahasa isyarat. Akan tetapi, pria bernama Steven tersebut belum sempat menyampaikan pesannya itu lantaran keburu kepalanya diinjak oleh oknum TNI tersebut. Terkait pesan yang ingin disampaikan Steven, aktivis penyandang disabilitas sensorik tuli atau rungu dari Sasana Inklusi dan Gerakan Advokasi Difabel (SIGAB) M. Ismail berusaha membaca gerak tubuh Steven yang terlihat dalam video. Namun, kata Ismail, Steven belum bisa menerapkan bahasa isyarat secara umum sehingga sukar untuk dipahami. “Sepertinya Steven belum mampu menerapkan bahasa isyarat formal,” kata Ismail pada Kamis, 29 Juli 2021. Menurutnya, bahasa isyarat yang dipakai Steven adalah bahasa isyarat lokal yang belum terbentuk menjad
DEMOCRAZY.ID - Kasus seorang pria difabel warga Papua yang kepalanya diinjak dua oknum TNI Angkatan Udara (AU), belum lama ini menjadi perbincangan publik. Dalam video yang beredar, tampak difabel Papua tersebut sebelum kepalanya diinjak oknum TNI itu hendak menyampaikan sebuah pesan dengan memakai bahasa isyarat. Akan tetapi, pria bernama Steven tersebut belum sempat menyampaikan pesannya itu lantaran keburu kepalanya diinjak oleh oknum TNI tersebut. Terkait pesan yang ingin disampaikan Steven, aktivis penyandang disabilitas sensorik tuli atau rungu dari Sasana Inklusi dan Gerakan Advokasi Difabel (SIGAB) M. Ismail berusaha membaca gerak tubuh Steven yang terlihat dalam video. Namun, kata Ismail, Steven belum bisa menerapkan bahasa isyarat secara umum sehingga sukar untuk dipahami. “Sepertinya Steven belum mampu menerapkan bahasa isyarat formal,” kata Ismail pada Kamis, 29 Juli 2021. Menurutnya, bahasa isyarat yang dipakai Steven adalah bahasa isyarat lokal yang belum terbentuk menjad