DEMOCRAZY.ID - Juru bicara Presiden Joko Widodo (Jokowi), Fadjroel Rachman, menegaskan Jokowi selalu terbuka terhadap kritik. Menurut Fadjroel, kritik merupakan jantung demokrasi. "Presiden sudah tersenyum, tertawa, legawa apalagi-lah bahasanya. Beliau itu senang sekali melihat di Indonesia kritik itu tetap ada, beliau senang sekali. Mau dari mahasiswi UI, mahasiswa ITB, UGM atau apa pun, beliau senang, berarti karena beliau percaya bahwa kritik itulah jantungnya demokrasi," kata Fadjroel dalam perbincangan di akun Instagram-nya seperti dilihat, Jumat (2/7/2021). Fadjroel mengatakan demokrasi tanpa kritik akan membuat suasana sepi. Dia mengibaratkan suasana tersebut seperti di kuburan. "Jadi kritik itu jantungnya demokrasi, kalau jantungnya hilang, ya sudah demokrasinya sudah nggak hidup lagi, sepi nanti, sunyi sepi. Seperti di kuburan, kuburannya megah tapi sunyi sepi. Nah, itu kalau nggak ada kritik, jadi kritik itu memang jantungnya demokrasi. Nah, makanya Presiden
Sebut Jokowi Senang Sekali Lihat Kritik di Indonesia 'Masih' Ada, Fadjroel: Beliau Legowo, Tersenyum dan Tertawa
Juli 02, 2021
0
Komentar
DEMOCRAZY.ID - Juru bicara Presiden Joko Widodo (Jokowi), Fadjroel Rachman, menegaskan Jokowi selalu terbuka terhadap kritik. Menurut Fadjroel, kritik merupakan jantung demokrasi. "Presiden sudah tersenyum, tertawa, legawa apalagi-lah bahasanya. Beliau itu senang sekali melihat di Indonesia kritik itu tetap ada, beliau senang sekali. Mau dari mahasiswi UI, mahasiswa ITB, UGM atau apa pun, beliau senang, berarti karena beliau percaya bahwa kritik itulah jantungnya demokrasi," kata Fadjroel dalam perbincangan di akun Instagram-nya seperti dilihat, Jumat (2/7/2021). Fadjroel mengatakan demokrasi tanpa kritik akan membuat suasana sepi. Dia mengibaratkan suasana tersebut seperti di kuburan. "Jadi kritik itu jantungnya demokrasi, kalau jantungnya hilang, ya sudah demokrasinya sudah nggak hidup lagi, sepi nanti, sunyi sepi. Seperti di kuburan, kuburannya megah tapi sunyi sepi. Nah, itu kalau nggak ada kritik, jadi kritik itu memang jantungnya demokrasi. Nah, makanya Presiden