DEMOCRAZY.ID - Sekarang bebas corona! Ini cara ampuh China perangi Covid-19, bisa ditiru loh!
Melonjaknya kasus virus corona atau Covid-19 di Indonesia memang harus ditekan sejak dini.
Berbagai daya upaya pun dilakukan pemerintah, termasuk penerarapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat.
Kendati demikian, tidak semua warga mematuhi protokol kesehatan yang dilakukan secara ketat itu dengan tindakan membangkang atau menyebarkan berita bohong atau hoaks.
Duta Besar RI untuk Tiongkok Djauhari Oratmangun membagikan pengalaman penanganan Covid-19 selama 1,5 tahun di China.
Menurutnya, ada tujuh poin esensial keberhasilan pemerintah Negeri Tirai Bambu tersebut dalam menghadapi wabah virus corona.
Alhasil, saat ini 10 provinsi di China sudah bebas sama sekali dari Covid-19.
“Pertama, full response yaitu segera melockdown Kota Wuhan yang berpenduduk 10 juta dan Provinsi Hubei. Karena saat itu liburan menjelang Tahun Baru China (Imlek) dan akhir semester sehingga langsung dilockdown,” terang Djauhari saat webinar terkait penanggulangan virus corona, Selasa 13 Juli 2021 kemarin.
Djauhari menambahkan, seperti dilansir dari viva.co.id, Rabu 14 Juli 2021, pemerintah China juga membangun dua rumah sakit dalam waktu singkat, hanya sekitar dua minggu dengan kapasitas 600 tempat tidur.
Selain itu, mereka juga menggalakkan kampanye nasional menerapkan protokol kesehatan seperti memakai masker, mencuci tangan, menghindari kerumunan, dan menyediakan layanan pemeriksaan pengobatan gratis bagi orang yang terpapar Covid-19.
“Kedua mobilisasi massal. Misalnya 42 ribu tenaga medis dari berbagai daerah itu masuk ke episentrum Wuhan dan Hubei. Dari pusat diinstruksikan supaya provinsi-provinsi membantu Hubei, jadi kita gotong royong.
Mengalihfungsikan pabrik-pabrik besar bikin masker sehingga bisa produksi 1,6 juta masker per hari. Stay at home, tinggal di rumah saja termasuk work from home (WFO).
Mewajibkan karantina untuk semua pendatang, gotong royong memberikan bantuan bagi warga yang sedang proses karantina. Saya kira juga berlangsung di Indonesia saat ini,” paparnya.
Ketiga, imbuh Djauhari, pemerintah China menempatkan penanggulangan Covid-19 sebagai prioritas utama nasional.
Saat itu, Presiden Xi Jinping memimpin langsung tim pengendalian Covid-19 termasuk perdana menteri seperti halnya di Indonesia sekarang ini.
“Pejabat-pejabat yang dinilai tidak kompeten saat awal merebaknya virus corona itu diganti di Wuhan,” bebernya.
Keempat, kebijakan dilakukan pada waktu yang tepat. Misalnya, memperpanjang liburan Imlek supaya orang di rumah tidak ke mana-mana.
Menurutnya, masyarakat diberikan kebijakan stay at home. Pada saat Imlek 2021 mereka ternyata semua patuh.
“Meliburkan sekolah, kuliah diganti belajar online. Saya kira sama seperti kita melakukan tanggap darurat, membatalkan semua event yang melibatkan massa, menunda pelaksanaan sidang umum tahunan, memberlakukan work from home (WFH) sampai situasi kondusif, memperketat penjagaan pintu masuk internasional untuk mencegah masuknya imported case,” jabar Djauhari.
Kelima, jaring pengaman sosial seperti kebijakan-kebijakan ekonomi yang dijalankan.
Tampaknya, aku Djauhari, kebijakan ini seperti yang dilakukan pemerintah Indonesia guna memastikan ekonomi nasional tidak terdampak lebih jauh.
Menurutnya, China pada triwulan pertama pertumbuhan minus 6,5 persen.
Namun, pada triwulan kedua sudah plus duasekian persen, triwulan ketiga juga plus empat sekian persen, dan triwulan keempat sudah enam persen.
“Triwulan pertama 2021, mereka sudah plus 18 persen. Itu luar biasa. Berikutnya, memastikan kesejahteraan rakyat tetap terjaga dan menjamin pasokan logistik, distribusi melalui online kebutuhan sehari-hari, layanan kesehatan online. Saya kira itu juga dilakukan pemerintah kita saat ini,” pesan Djauhari.
Keenam, pemerintah China juga menegaskan semua pihak bergerak bersama dengan satu komitmen untuk menjaga keselamatan rakyat saat itu.
Informasi terkait perkembangan Covid-19 terbuka untuk publik 24 jam termasuk para diplomatik di negara itu.
Sampai saat ini, masyarakat Indonesia di China tidak ada yang terjangkit Covid-19.
“Ketujuh, mempercepat penelitian dan pengembangan tested, obat antibodi, riset vaksin, diagnosis perawatan pasien. Melakukan uji coba klinis di berbagai obat, terapi plasma, pengembangan vaksin dan lain-lain.
Dari tujuh ini kami sudah laporkan ke Jakarta semua di awal-awal. Atas dasar pembicaraan Presiden Indonesia dengan Presiden Xi Jinping sebanyak empat kali komunikasi yakni Januari, Maret, Agustus 2020 dan April 2021,” imbuh Djauhari. [Democrazy/mpd]