DEMOCRAZY.ID - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD mengungkap dalang di balik aksi seruan menolak PPKM atau 'Jokowi End Game' yang sempat ramai di media sosial beberapa waktu lalu.
Menurut Mahfud, pelaku penyebar seruan tersebut adalah kelompok 'tidak murni' yang selalu menyalahkan apapun keputusan pemerintah.
"Kelompok tidak murni itu adalah kelompok yang selalu menyalahkan keputusan pemerintah."
"Itu sudah diketahui (yang menyebarkan), hanya orang, makanya nggak ada pengikutnya, hanya jadi hiburan saja, menurut saya gapapa," ungkap Mahfud MD, dalam diskusi bersama Sapa Indonesia Pagi Kompas TV, Senin (26/7/2021) pagi.
Mahfud menjelaskan, pemerintah akan membiarkan mereka yang terus menyalahkan pemerintah.
Sebab, Mahfud percaya, masyarakat saat ini jauh lebih pintar untuk memahami kondisi yang sedang terjadi.
Terbukti, banyak masyarakat yang sudah mau mengantre vaksin.
Untuk itu, pemerintah tidak akan melakukan langkah hukum agar kelompok yang terus menyalahkan pemerintah menjadi jera.
"Dengan mengolok-olok kemudian Anda menjadi senang, imunitas Anda meningkat, tapi tidak didengar oleh rakyat, silakan saja."
"Kita nggak melakukan langkah hukum, kita tahu mereka hanya bercanda kepada dirinya sendiri."
"Rakyat kan sekarang sudah banyak yang sadar, betapa mereka mau antre minta vaksin, dulu mau di tes swab antigen saja lari-lari, sekarang pada rebutan antre," jelasnya.
Mahfud pun heran dengan anggapan pemerintah yang ikut terkena hoaks seruan aksi 'Jokowi End Game'.
Padahal, pemerintah sudah tahu tidak akan terjadi demo lantaran pelaku penyebar hoaks hanya iseng.
Mahfud menjelaskan, ada tujuh orang yang menjadi dalang di balik aksi seruan 'Jokowi End Game' dan mereka telah meminta maaf.
"Kemarin ada yang mengatakan pemerintah berlebihan mau menghadapi demo, tapi ternyata demonya tidak ada. Siapa yang berlebihan? Kita tahu bahwa demo tanggal 24 Juli 2021 tidak akan ada."
"Kita sudah tahu karena tidak ada yang pegang komando, itu gampang untuk menemukan siapa yang menyebarkan. Alat di Polri ada, di BIN ada, di TNI ada, semuanya sudah ada, siapa yang penyebar pertama itu dicari dari situ."
"Ternyata hanya iseng, ada 7 orang, kita tanya, mereka mengatakan 'kami hanya iseng' lalu minta maaf," ungkap mantan Ketua MK ini.
"Makanya tanggal 24 Juli kita tidak mengerahkan tentara dimana pun, polisi dimana pun, karena kita tahu nggak ada apa-apa," tambah Mahfud.
Mahfud menjelaskan, seruan tersebut hanya diprovokasi oleh orang-orang iseng.
Kemudian, provokasi tersebut tidak terencana dengan matang sehingga tidak ada pengikutnya.
"Ini cuma diprovokasi oleh orang-orang iseng, menurut saya, tidak terencana dengan matang, tidak ada pengikutnya tapi disebar."
"Lalu di panas-panasi oleh beberapa akun yang ingin membuat pemerintah disalahkan," ungkapnya. [Democrazy/kmp]