DEMOCRAZY.ID - Relawan Jokowi Mania (JoMan) menyebut ada mafia besar di balik aksi penimbunan 'obat COVID'.
Polisi diminta untuk mengungkap mafia hingga ke aktor intelektualnya.
"Tangkap bandit di level atasnya dan hukum mati. Infonya...mereka sangat berjejaring. Dan, sebenarnya itu itu juga pemain proyeknya," kata Ketua Umum Relawan JoMan, Imanuel Ebenezer dalam keterangan kepada wartawan, Selasa (13/7/2021).
Sejauh ini, kata Immanuel, penangkapan hanya terjadi pada penjual alat kesehatan dan obat-obatan di tingkat pengecer.
Menurutnya, ada mafia besar yang bermain dalam penimbunan alkes dan obat-obatan yang harus ditindak tegas.
"Di beberapa kasus, polisi hanya menangkap penjual eceran. Paling banyak yang dijual cuma puluhan barang. Tangkap dong aktor, dalang mafianya," kata Noel.
Pria yang akrab disapa Noel meyakini ada kelompok tertentu yang mengambil keuntungan besar. Mafia terorganisir.
Soroti Penjualan Vaksin
Sementara itu, Noel juga menyoroti penjualan vaksin yang masih didominasi pasokan negeri China.
Harusnya kata Noel, vaksin bisa dibeli dari berbagai negara.
"Tidak akan bisa menyelesaikan bencana kemanusiaan ini dengan pendekatan bisnis, ini bencana, pendekatannya harus pendekatan kemanusiaan. Bukan pendekatan bisnis yang berorientasi nyari untung," katanya.
"Jangan biarkan para brutus-brutus penggarong bermain-main di saat krisis kemanusiaan ini," tambahnya.
Aktivis '98 ini juga menyoroti perang discount tes antigen dan PCR.
Ironisnya, praktik ini dilakukan oleh sejumlah fasilitas kesehatan.
"Cara ini sangat-sangat rendah moral yang dipraktikkan oleh beberapa klinik dan tempat-tempat kesehatan lainnya. Ini adalah praktik kotor dan tidak bermoral dan seharusnya aparat kepolisian menindak tegas para klinik atau tempat-tempat yang melakukan praktik perang discount ini. Seharusnya tes antigen dan PCR haruslah digratiskan," tegasnya.
Seperti diketahui, polisi mengungkap penimbunan Azithromycin di gudang distributor PT ASA di Kalideres, Jakarta Barat, kemarin.
Ada 730 dus yang masing-masing berisi 20 tablet Azithromycin yang ditemukan di lokasi.
Distributor tersebut tidak segera mendistribusikan obat tersebut ke pasar, padahal saat ini sangat dibutuhkan.
Distributor juga terindikasi menaikkan harga di atas harga eceran tertinggi (HET). [Democrazy/beh]