DEMOCRAZY.ID - Aktivis sekaligus jurnalis WatchDoc, Dandhy Laksono turut angkat bicara soal carut-marut kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM Darurat.
Dandhy pun mengomentari kicauan milik Presiden Joko Widodo alias Jokowi soal pandemi Covid-19 dan PPKM.
Dalam unggahan di akun jejaring media sosial Twitter miliknya, Presiden Jokowi mengajak agar masyarakat mematuhi PPKM dengan berdiam diri di rumah dan menjauhi kerumunan.
“Tak ada tempat yang lebih baik saat ini selain di rumah saja dan menjauhi kerumunan,” kata Jokowi, dikutip pada Senin, 5 Juli 2021.
Orang nomor satu di Indonesia ini juga menjelaskan, dengan mendukung anjuran pemerintah tersebut maka masyarakat juga berperan dalam melindungi keluarganya, lingkungan sekitar, serta tenaga kesehatan yang sedang disibukkan dengan lonjakan angka paparan Covid-19.
“Selain melindungi keluarga dan lingkungan, juga membantu para tenaga kesehatan yang tengah berjuang menangani pasien Covid-19,” jelas Jokowi.
Selain itu, kata Jokowi, dengan adanya persatuan dan solidaritas berbagai pihak, maka tentu bangsa Indonesia bisa melewati masa-masa sulit seperti saat ini.
“Dengan persatuan, kita akan melalui masa sulit ini bersama-sama,” imbuhnya.
Menanggapi hal tersebut, Dandhy justru menilai bahwa politikus yang sering mengajak bersatu dan menulis kata-kata bijak, biasanya sedang mengalami masa sulit bahkan bangkrut.
“Kalau politikus ngajak bersatu, atau nulis kata-kata mutiara, biasanya sudah bangkrut,” tutur Dhandy.
Sosok yang dikenal sebagai jurnalis investigasi dan spesialis film dokumenter ini pun menyindir soal kebijakan pemerintah di masa pandemi Covid-19.
Kalau pemerintah atau politikus sedang kuat seperti beberapa waktu lalu, Dandhy mengungkapkan, maka mereka tidak segan-segan membuat Omnibus Law, bahkan menghabisi lembaga Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
“Kalau sedang kuat, dia jalan sendiri seperti bikin Omnibus Law dan menghabisi KPK di tengah pandemi,” imbuhnya. [Democrazy/typ]