DEMOCRAZY.ID
DEMOCRAZY.ID - Aktivis Dakwah, Hilmi Firdausi menyoroti sikap Megawati Soekarnoputri yang mengucapkan selamat ulang tahun kepada Partai Komunis China.
Melalui akun Twitter pribadinya, Hilmi Firdausi menilai bahwa ucapan Megawati Soekarnoputri tersebut sangat tidak tepat.
Menurut Hilmi Firdausi, ucapan yang dilontarkan Megawati Soekarnoputri itu sangat jauh dari kata nasionalisme, dikarenakan pancasila adalah musuh dari komunisme.
Apalagi menurutnya ucapan selamat ulang tahun untuk Partai Komunis China itu semakin tidak tepat, karena diucapkan oleh Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP).
Seperti diketahui, Megawati Soekarnoputri selain menjabat sebagai Ketua Umum PDIP, ia juga merupakan Ketua Dewan Pengarah BPIP.
Ucapan selamat dari Megawati Soekarnoputri kepada Partai Komunis China itu, membuat heran Hilmi Firdausi sampai mempertanyakan terkait apa jadinya kalau ketua DP BPIP mengucapkan selamat HUT kepada sebuah Partai Komunis.
"BPIP itu singkatan dr Badan Pembinaan Ideologi Pancasila. Pancasila adlh musuh komunisme. Nah, apa jadinya klo ketua DP BPIP mengucapkan selamat HUT kepada sebuah Partai Komunis?" kata Hilmi Firdausi, Sabtu 3 Juli 2021.
Selain itu, seakan ingin memperingatkan Megawati Soekarnoputri, Hilmi Firdausi menyatakan bahwa komunis sangat haram di Indonesia.
Hilmi Firdausi menegaskan bahwa sampai saat ini Undang-undang yang menyebutkan komunis haram di Indonesia masih berlaku.
"Ingat, komunis haram di NKRI, itu masih berlaku sampai saat ini," katanya.
Seperti diketahui, Megawati mengucapkan selamat kepada PKC dikarenakan sedang memperingati hari jadi yang ke-100 tahun.
Dalam pemberian ucapannya kepada PKC, Megawati menyinggung soal persahabatan antar bangsa Indonesia dan rakyat China.
Megawati sangat mengharapkan hubungan persahabatan antara bangsa Indonesia dan rakyat China akan tetap abadi selamanya.
"Kami mengucapkan 100 tahun berdirinya Partai Komunis Tiongkok, selamat hari jadi ke satu abad Partai Komunis Tiongkok," tuturnya.
"Semoga hubungan persahabatan antara 1,4 miliar rakyat Tiongkok dengan 271 juta rakyat Indonesia akan tetap abadi selamanya," pungkasnya. [Democrazy/pkr]
